Gaza, Gatra.com - Kementerian luar negeri Qatar mengatakan bahwa negosiasi sedang berlangsung dengan Israel dan Palestina untuk memperbarui gencatan senjata yang berakhir pada Jumat pagi.
Dikutip Al-arabiya, Jumat (1/12), dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut mengatakan bahwa pemboman Israel terhadap Gaza, yang dilanjutkan kembali pada Jumat pagi, mempersulit upaya mediasinya.
Mereka juga mendesak tindakan internasional yang cepat untuk menghentikan kekerasan di Jalur Gaza.
Kementerian tersebut menegaskan kembali kecamannya terhadap segala bentuk penargetan warga sipil, praktik hukuman kolektif, dan upaya secara paksa menggusur dan menggusur warga Jalur Gaza yang terkepung, dan tuntutannya untuk segera melakukan gencatan senjata.
Qatar telah terlibat dalam negosiasi yang intens, dengan dukungan dari Mesir dan Amerika Serikat, telah berulang kali memperpanjang gencatan senjata di Gaza, yang telah berlangsung selama tujuh hari setelah dua kali perpanjangan.
Perjanjian tersebut dirancang untuk dilanjutkan jika Hamas bisa membebaskan 10 sandera per hari.
Namun setelah gencatan senjata berakhir pada Jumat pagi, tentara Israel mengatakan operasi tempurnya telah dilanjutkan.
Pada Kamis malam, delapan sandera Israel lainnya dibebaskan berdasarkan ketentuan kesepakatan.
Selama gencatan senjata, 80 sandera Israel telah dibebaskan dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Negosiasi antara Hamas dan negara-negara lain di bawah kerangka terpisah menghasilkan pembebasan lebih dari 20 warga negara asing, kebanyakan warga Thailand.
Israel mengatakan sekitar 240 sandera ditangkap ketika kelompok bersenjata Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza pada 7 Oktober, dan melancarkan serangan paling mematikan dalam sejarah negara itu, menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat tanpa henti di Gaza yang dikuasai Hamas, yang menurut pemerintah Hamas telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan 32 orang tewas dalam beberapa jam pertama setelah jeda permusuhan berakhir pada pukul 05.00 GMT pada hari Jumat.