Home Politik Pilihan Capres Kaum Muda Terus Berubah, Prabowo-Gibran Belum Ada Jaminan Menang Seperti di Survei-survei

Pilihan Capres Kaum Muda Terus Berubah, Prabowo-Gibran Belum Ada Jaminan Menang Seperti di Survei-survei

Sleman, Gatra.com - Pilihan pemilih muda terhadap calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 menunjukkan indikasi awal akan terus berubah. Pasangan calon yang mengalami tren positif dan tren negatif dari sejumlah survei belum tentu akan sama hingga hari coblosan 14 Februari 2024.

Hal ini lantaran generasi muda, yakni generasi milenial dan generasi Z, yang mencapai 53 persen di Pemilu 2024 memiliki mood yang terus berubah. Demikian pengajar ilmu politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati, di kampus UGM, Kamis (30/11), menjelaskan kecenderungan pemilih muda di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Mereka moody dalam menentukan pilihannya, sehingga gampang berubah. Tidak seperti generasi sebelumnya yang tingkat keajekan pilihannya lebih tinggi,” tuturnya.

Menurut Mada, generasi Z menyukai dengan konten-konten politik pemilu yang ringan. “Mereka memiliki cara yang berbeda dalam memahami profil dari para kandidat,” katanya.

Generasi muda juga bisa menentukan pilihan politik di luar dugaan dibanding generasi sebelumnya. “Bahkan mungkin mereka tetap akan kesulitan hingga hari H pemilu, sehingga potensi untuk tidak memilih juga masih besar,” lanjut Mada.

Sejauh ini sejumlah survei menunjukkan ada tren positif untuk keterpilihan capres-cawapres nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebaliknya tren negatif , kata Mada, ditunjukkan pasangan nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Tapi karena moody dan volatile (tidak stabil), pasangan nomor 2 tidak bisa taken for granted (meremehkan) dan merasa sudah ada jaminan tren positif akan terus berlanjut,” ujarnya.

Mada menjelaskan, perubahan pilihan di generasi muda masih sangat besar. Untuk itu, di sisa waktu kampanye ini sampai hari pemungutan suara, para kandidat harus melakukan banyak hal untuk menggaet mereka.

“Hasil survei cukup menjadi baseline (dasar) karena situasi kampanye sampai hari H bisa sangat berbeda. Kompetisi di masa kampanye akan sangat tinggi,” ujarnya.

Salah satu upaya mengambil hati pemilih muda adalah penegasan setiap capres terhadap posisi mereka. Sejauh ini, pasangan nomor 1 telah berani berposisi untuk perubahan. Adapun pasangan nomor 2 telah berposisi melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Pasangan calon nomor 3 masih belum cukup berani memilih posisinya. Padahal posisi in between (di tengah-tengah) bisa diambil oleh paslon 3. Dari data, ini akan jauh lebih diapresiasi pemilih muda ketimbang tidak secara eksplisit menyatakan posisinya,” paparnya.

117