Home Internasional Israel dan Hamas Bertukar Sandera - Tahanan di Jam Akhir Gencatan Senjata

Israel dan Hamas Bertukar Sandera - Tahanan di Jam Akhir Gencatan Senjata

Gaza, Gatra.com - Enam sandera Israel yang dibebaskan di Jalur Gaza kembali ke Israel pada Kamis malam, sehingga total yang dibebaskan menjadi delapan. 

Kantor perdana menteri Israel, mengatakan beberapa jam sebelum perpanjangan gencatan senjata berakhir.

Selain itu, tiga puluh warga Palestina akan dibebaskan pada hari yang sama, dengan imbalan pembebasan 10 sandera di Jalur Gaza pada hari ketujuh perjanjian jeda kemanusiaan. 

“Diantaranya ada dua warga negara Rusia yang dibebaskan, termasuk dalam daftar ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari dalam postingan di X.

“Warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel termasuk 23 anak di bawah umur dan tujuh wanita, sedangkan delapan warga negara Israel yang dibebaskan pada hari Kamis ,sebagai bagian dari perjanjian tersebut termasuk dua anak di bawah umur dan enam wanita, termasuk warga negara ganda Meksiko, Rusia dan Uruguay,” tambah Majed Al-Ansari.

Sebelumnya pada hari Kamis, Hamas menyerahkan dua sandera perempuan ke Palang Merah.

Dengan berakhirnya gencatan senjata saat ini pada Jumat pagi, badan-badan internasional menyerukan penghentian kekerasan yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas terhadap Israel, yang mendorong mereka melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza.

Gencatan senjata yang menegangkan bertahan hingga hari ketujuh setelah perpanjangan 24 jam, meskipun ada penembakan yang diklaim dilakukan oleh militan Hamas yang menewaskan tiga orang di Yerusalem.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina, mengupayakan jeda yang lebih lama yang memungkinkan pertukaran tahanan-sandera lebih lanjut, dan lebih banyak bantuan bagi warga sipil yang terlantar di Gaza.

Militer Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa setidaknya dua sandera wanita telah dikembalikan dari Gaza, setelah dibebaskan ke Palang Merah oleh Hamas.

“Lebih banyak lagi diperkirakan akan dipindahkan, dalam beberapa jam ke depan,” kata Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut pembebasan warga negara ganda Prancis-Israel, Mia Shem, 21 tahun, dan Amit Soussana, 40 tahun.

Israel pada gilirannya akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina, setelah kedua pihak sepakat untuk memperpanjang jeda operasi tempur hingga Jumat pagi.

Sepuluh sandera per hari

Badan-badan internasional telah menyerukan untuk memberikan lebih banyak waktu mengizinkan masuk pasokan medis, makanan dan bahan bakar ke Jalur Gaza yang terkepung, setelah pertempuran sengit dan pemboman yang dipicu oleh serangan berdarah Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

“Kami telah melihat selama seminggu terakhir perkembangan yang sangat positif dari para sandera yang pulang, bertemu kembali dengan keluarga mereka,” kata Blinken, pada pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv.

“Hal ini juga memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada warga sipil tak berdosa di Gaza, yang sangat membutuhkannya. Jadi proses ini membuahkan hasil. Ini penting dan kami berharap hal ini dapat terus berlanjut,” katanya.

Blinken kemudian mengatakan kepada Netanyahu bahwa “sangat penting” untuk melindungi warga sipil di Gaza selatan, sebelum melakukan operasi militer di sana.

Perpanjangan gencatan senjata terakhir dijadwalkan berakhir pada Kamis pukul 05.00 GMT, namun tentara Israel mengatakan “jeda operasional” akan terus berlanjut sementara mediator internasional merundingkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Qatar, yang memimpin perundingan gencatan senjata yang didukung oleh Mesir dan Amerika Serikat, membenarkan bahwa jeda tersebut telah diperpanjang selama satu hari dengan kondisi yang sama sebelumnya.

Pertempuran dimulai pada 7 Oktober ketika militan Hamas menerobos perbatasan militer Gaza ke Israel, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 240 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Sebagai tanggapan, Israel berjanji ingin melenyapkan Hamas dan melancarkan kampanye militer udara dan darat yang menurut pemerintah Hamas telah menewaskan lebih dari 15.000 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil.

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang Sehari

Perjanjian gencatan senjata memungkinkan perpanjangan jika Hamas dapat terus membebaskan 10 sandera per hari, namun kedua belah pihak telah memperingatkan bahwa mereka siap untuk kembali berperang.

Sejak gencatan senjata dimulai pada 24 November, 70 sandera Israel telah dibebaskan dengan imbalan 210 tahanan Palestina.

Setidaknya 24 orang asing, sebagian besar warga Thailand yang tinggal di Israel, telah dibebaskan di luar ketentuan perjanjian.

Israel mengatakan bahwa mereka melihat gencatan senjata tersebut sebagai penghentian sementara yang dimaksudkan untuk membebaskan para sandera, namun ada seruan yang semakin meningkat untuk menghentikan pertempuran secara berkelanjutan.

Pembebasan sandera membawa kegembiraan yang diwarnai dengan penderitaan, dengan banyak keluarga yang cemas menunggu setiap malam untuk mengetahui apakah orang yang mereka cintai akan dibebaskan, dan ingin mengetahui detail cerita dari mereka yang kembali.

Gencatan senjata telah memungkinkan beberapa pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, namun bagi banyak orang, hanya sedikit yang tersisa.

“Saya menemukan bahwa rumah saya telah hancur total – 27 tahun hidup saya untuk membangunnya dan semuanya hilang,” kata Taghrid al-Najjar, 46 tahun, setelah kembali ke rumahnya di tenggara Gaza.

Menurut kementerian kesehatan Palestina, kekerasan di Gaza juga telah meningkatkan ketegangan di Tepi Barat, di mana hampir 240 warga Palestina telah dibunuh baik oleh tentara Israel atau pemukim sejak 7 Oktober.

Menurut penghitungan AFP, angka tersebut melebihi total korban jiwa dalam konflik Israel-Palestina sepanjang tahun lalu ketika 235 orang tewas, sebagian besar warga Palestina.

35