Jakarta, Gatra.com - Peringatan Hari AIDS sedunia menjadi momen untuk memahami penyakit HIV/AIDS lebih dalam lagi. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyatakan bahwa di Indonesia, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah sebesar 0,26%.
"Infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV di kawasan Asia Pasifik menyumbang hampir 25% dari total beban HIV di seluruh dunia," ujarnya dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Kamis (30/11).
Ia menjabarkan bahwa pada dasarnya, HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sementara, AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome berarti sindrom yang berisi sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Data Kemenkes hingga September 2023 menunjukkan bahwa jumlah kasus kumulatif HIV di Indonesia masih terdapat sekitar 1,9% kasus pada kelompok usia di bawah empat tahun. Ini menjadi salah satu tantangan dalam mencapai triple eliminasi HIV, sifilis, serta Hepatitis B pada bayi.
"Dari pengamatan kami sebagian besar kelompok di bawah empat tahun masih 2%. Ini menandakan bahwa transmisi dari ibu ke anak masih terjadi di Indonesia," ucapnya.
Saat ini, Indonesia tengah berfokus untuk mewujudkan target tiga zero di tahun 2030 untuk memutus penyebaran HIV/AIDS. Yang pertama yakni Zero New HIV infection atau nol penyebaran baru dengan target 95% orang pengidap HIV mengetahui statusnya. Terdapat pula target Zero AIDS related death atau nol kematian dengan target 95% orang dengan HIV (ODHIV) mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV).
Terakhir, upaya menuju Zero discrimination atau nol diskriminasi juga menjadi fokus. Tujuannya agar ODHIV yang sedang mendapatkan ARV virus bisa tersupresi (jumlah virus dalam tubuh rendah).
Peringatan Hari AIDS ini bertujuan untuk kembali membangun kesadaran bagi seluruh pihak. Peran aktif komunitas dalam melakukan perubahan, kontribusi mencegah penularan HIV ke orang lain terutama pasangan, hingga pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS menjadi upaya penting yang perlu dilakukan.