Medan, Gatra.com - Program Guru Penggerak menjadi sebuah kebijakan strategis Kemendikbudristek dalam mencetak para pemimpin pendidikan di sekolah. Kebijakan pun telah disusun agar Guru Penggerak bisa mengemban amanah hingga menjadi Kepala Sekolah.
Untuk ke arah sana, komitmen pemerintah daerah pun harus ditumbuhkan. Perlu kesamaan visi agar pengangkatan guru penggerak sebagai kepala sekolah pun direstui oleh dinas terkait.
Salah satu pemerintah Kota yang menegaskan komitmen untuk mendukung kebijakan tersebut adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan.
Baca Juga: Kolaborasi Jadi Cara Guru Penggerak Optimalkan Pembelajaran
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Benny Siregar, memastikan pihaknya berkomitmen mengangkat Guru Penggerak menjadi kepala sekolah.
“Kami pun berkomitmen pula dalam memastikan peningkatan kesejahteraan guru,” tutur dia saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Senin lalu.
Ditambahkan Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Mujiono, menyebut komitmen itu tercermin dari jumlah pengangkatan yang mencapai 70 guru penggerak telah diangkat menjadi kepala sekolah.
“Bahkan kami telah mengangkat kepala sekolah dari guru guru yang masih berstatus calon guru penggerak. Karena kita lihat mereka punya kemampuan,” ujar Mujiono.
Jika menilik data dari Tim Data Guru Penggerak, Kota Medan memiliki 462 Guru Penggerak dan 398 orang diantaranya sudah memenuhi syarat menjadi kepala sekolah ada sebanyak 398 orang.
Baca Juga: Nadiem: Upaya Transformasi Digital Perguruan Tinggi Harus Didorong
Mujiono pun menyebut, bahwa guru-guru di Kota Medan sendiri antusias dengan terbukanya kesempatan menjadi guru penggerak. Hal ini pula yang membuat pihaknya terus mendorong dan mensosialisasikan tentang apa-apa saja manfaat dari keikutsertaan program tersebut.
Meski begitu, ia pun mengakui program guru penggerak masih perlu menambah materi pengayaan mengenai manajemen sekolah. Karena berdasar keluhan yang ia tampung, para guru penggerak yang diangkat menjadi Kepala Sekolah menemui hambatan di awal kerja mereka, karena materi tentang manajemen sekolah sebelumnya tidak diberikan.
Sehingga harapannya kedepan, guru penggerak bisa diberi bekal lebih mengenai manajemen sekolah apabila nantinya sang guru penggerak akan diberi amanah sebagai Kepala Sekolah.
"Tapi, kami juga mengadakan pelatihan manajerial, khususnya soal keuangannya. Kepala sekolah biasanya kami undang untuk pelatihan mengelola dana BOS. Setiap tahun kami adakan pelatihannya," tuturnya.