Jakarta, Gatra.com- Setiap tahun, ribuan pengunjung pemberani bertualang ke sebuah gua di Finlandia dengan harapan berbicara dengan iblis. Gua Pirunkirkko – atau Gereja Setan– terletak di taman nasional Koli dan terkenal karena dugaan adanya kontak dengan dunia roh. Demikian Daily Mail, 27/11.
Kini, peneliti dari Universitas Eastern Finlandia mengungkap alasan pengunjung merasakan kehadiran roh di dalam gua. Menurut para ahli, semua ini disebabkan resonansi yang unik.
"Ketika seorang peneliti akustik mendengar sebagai resonansi, orang-orang di masa lalu mungkin merasakan kehadiran roh, dan seorang praktisi perdukunan mungkin merasakan kehadiran energi yang luar biasa, masing-masing sesuai dengan latar belakangnya," kata Riitta Rainio dan Elina Hytonen- Ng.
Pirunkirkko adalah gua celah berbentuk Z yang panjangnya hanya 111 kaki (34 meter). Dalam cerita rakyat kuno, gua dikenal sebagai tempat bertemunya orang bijak setempat untuk berhubungan dengan dunia roh.
Secara khusus, seorang pria yang dikenal sebagai Kinolainen secara rutin menggunakan Gereja Iblis untuk ritual sihir. "Menurut cerita rakyat, Kinolainen akan membawa pasiennya ke "gereja" untuk berbicara dengan Iblis tentang penyebab dan penyembuhan penyakit mereka," kata Rainio.
"Ritual penyembuhan semacam ini sering kali mencakup teriakan keras, hentakan kaki, letusan, dan pukulan," katanya.
Dalam studi baru mereka, para peneliti mulai mengeksplorasi apakah sifat akustik gua dapat membantu menjelaskan kepercayaan yang terkait dengannya.
Analisis terhadap gua tersebut mengungkapkan bahwa gua tersebut menampung fenomena resonansi berbeda yang menguatkan dan memanjangkan suara pada frekuensi tertentu. Menurut peneliti, fenomena tersebut disebabkan oleh adanya gelombang berdiri di antara dinding gua yang sejajar mulus.
Hal ini menghasilkan nada pada frekuensi alami gua – 231 Hz – yang tetap terdengar selama sekitar satu detik setelah suara seperti tepuk tangan, drum, atau dentuman dibuat.
Sebagai bagian dari penelitian, tim mewawancarai dan mencatat seorang praktisi perdukunan modern yang menggunakan gua tersebut untuk ritual. "Praktisi mengatakan dalam wawancara bahwa sesi permainan drum khususnya di bagian belakang gua telah membuka cakrawala baru," tim menjelaskan.
"Kami merekam praktisi perdukunan dan menemukan bahwa mereka berulang kali menyuarakan nada pada 231 Hz, yang kemudian diperkuat oleh gua pada frekuensi alaminya," katanya.
Meskipun resonansi biasa terjadi pada bangunan, hal ini jarang terjadi di lingkungan alami – sebagian besar disebabkan oleh kurangnya permukaan paralel yang padat.
Oleh karena itu, para peneliti berpendapat bahwa resonansi halus di dalam gua dapat membuat pengunjung merasa seperti sedang merasakan kehadiran roh atau iblis.