Home Ekonomi Kucurkan Investasi US$35 Miliar, Hitay Daya Energy Targetkan Pengeboran di 2 Wilayah Ini pada 2025

Kucurkan Investasi US$35 Miliar, Hitay Daya Energy Targetkan Pengeboran di 2 Wilayah Ini pada 2025

Jakarta, Gatra.com - Perusahaan asing asal Turki yang bergerak dibidang Energi Baru Terbarukan (EBT) PT Hitay Daya Energy targetkan dapat melakukan pengeboran pada proyek panas bumi di wilayah Gunung Talang, Sumatera Barat dan Gunung Geureudong, Aceh pada 2025 mendatang.

Managing Director PT Hitay Daya Energy, Remzi Caner Yilmaz mengatakan, sejak Hitay berdiri pada 2011 sampai 2023, pihaknya telah menggelontorkan dana senilai US$35 miliar, untuk pengembangan proyek panas bumi di Indonesia. Saat ini, memiliki 7 proyek panas bumi di antaranya, di Gunung Talang, Gunung Geureudong, Tanjung Sakti (Sumatera Selatan), Gunung Tandikat Singgalang, Lawang Melintang, Gunung Kembar dan Bromo Tengger.

“Saya pikir, Gunung Tawang dan Gerudon. Itu adalah prioritas kita. Dan setiap proyek memiliki keuntungannya sendiri,” kata Caner di Jakarta Senin, (27/11).

Caner mencontohkan, pada Proyek Hitay Bumi Energy di Gunung Geureudong yang dinilai memiliki cadangan yang besar namun belum didukung oleh infrastuktur yang memadai. Lain halnya dengan proyek panas bumi yang ada di Tanjung Sakti yang memiliki infrastuktur yang bagus namun sumber daya yang lebih kecil.

“Sampai katakanlah 12 bulan ke depan, kita lakukan perizinan lingkungan dan sebagainya gitu. Sampai nanti dibangun untuk infrastruktur. Baik itu jalan menuju akses drillingnya. Mungkin targetnya mungkin sekitar 2025,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Caner juga mengatakan bahwa, proyek Geothermal atau panas bumi merupakan proyek dengan jangka waktu panjang atau lama, sehingga perusahaanya memerlukan waktu sekitar 15-20 tahun untuk balik modal.

“Tentu ada hitungannya lah. Tapi, bagaimanapun, geothermal ini memang bisnis yang, long term gitu. Jadi, enggak bisa cepat-cepat langsung dibalik modal gitu. Itu ada tahapan,” pungkasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, panas bumi nantinya dapat dimanfaatkan sebagai penyedia sumber listrik yang stabil dan konsisten serta tidak terpengaruh oleh fluktuasi cuaca, tidak seperti sumber energi terbarukan lainnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sendiri berada di kawasan ring of fire, yang menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi-Kementerian ESDM (Desember 2020), total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.

Pengembangan sektor panas bumi menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) dan transisi energi menuju Net-Zero Emissions (NZE) di 2060.

Strategi menuju NZE menuntut pengembangan panas bumi yang lebih advance, selain pemanfaatan secara langsung (agrobisnis, pariwisata, industri) dan tidak langsung (pembangkit listrik) untuk merambah penyediaan energi pada sektor hard-to-decarbonize diantaranya, produksi green hydrogen, green hydrogen carrier, green BBM, hidrokarbon, dan lain-lain melalui elektrolisis.

 

430