Jakarta, Gatra.com - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menegaskan komitmen untuk menjadi mitra strategis dalam upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi dalam rangka HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN).
Unifah mengatakan, pihaknya siap untuk terlibat dalam langkah-langkah konkret dan aksi nyata yang dapat memajukan kualitas pendidikan di Indonesia dengan menjadi mitra strategis pemerintah. Apalagi, menurutnya kalangan guru merupakan pihak paling krusial dalam upaya mewujudkan transformasi tersebut.
"Guru adalah kunci utama dalam mewujudkan Indonesia emas melalui transformasi pendidikan yang berkelanjutan," ujar Unifah, Sabtu lalu.
Menurut Unifah pula, momentum Hari Guru Nasional dapat dijadikan ruang untuk memotivasi dan memberdayakan para pendidik. Utamanya, dalam menghadapi tantangan zaman yang berkembang pesat dalam pemanfaatan berbagai platform IT.
Sehingga di momentum ini pula, Unifah menyebut bahwa PGRI ingin menciptakan suasana di mana guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu membawa perubahan positif dalam masyarakat dan bangsa.
"Kami PGRI, para guru yang tersebar di seluruh tanah air sangat solid dan terus mengawal NKRI, dan berkomitmen memajukan pendidikan nasional," jelas dia.
Di HGN 2023 dan HUT ke-78 PGRI pun dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyakto, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, beserta jajaran Pengurus Besar PGRI dan anggota dari seluruh Indonesia.
Dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan peran penting guru dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul, guna memanfaatkan peluang puncak bonus demografi pada 2030 mendatang.
Apabila berhasil memanfaatkan peluang bonus demografi tersebut, maka Indonesia akan berhasil keluar sebagai negara maju. Sebaliknya, bila gagal maka akan tetap masuk dalam kategori negara berkembang, bahkan terancam jatuh menjadi negara miskin.
"Peluang itu bisa kita manfaatkan jika kita mampu mencetak generasi. Generasi yang tangguh. Generasi yang sehat fisik dan mentalnya. Generasi yang berke-Indonesiaan," tutur Jokowi.