Jakarta, Gatra.com – Mantan Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin, menyebut penyerang tim nasional (Timnas) U-17 Argentina nomor punggung 10, Claudio Echeverri, merupakan new Lionel Messi.
Saleh pada Sabtu (25/11), menyebut demikian karena aksi dan penampilan hingga postur badan dari penyerang garang Timnas Argentina tersebut mirip dengan gaya Lionel Messi, senior di Tim Tango.
“Postur badan seperti Messi, lincah, gesit serta kecepatan tinggi dalam men-drible bola sambil melewati beberapa pemain lawan membuat penonton di stadion bergemuruh,” katanya menceritkn laga big match Brasil versus Argentina.
Saleh Husin yang kini mendapuk Managing Director Sinarmas tersebut, mengungkapkan, pada laga Brazil verus Argentina di Jakarta International Stadium (JIS) pada Jumat (24/11) tersebut, aksi Claudio Echeverri sangat apik.
“Dalam hati kecil saya, telah lahir new Messi dan saya kira dalam dua tiga tahun ke depan, dia akan menjadi bintang besar di klub-klub besar liga utama di Eropa,” katanya.
Menurutnya, dukungan dua penyerang sayap kanan dan kiri Argentina, yakni nomor punggung 7 Ian Subiabre dan nomor 11 Santiago Lopez, membuat aksi Claudio Echeverri kian menjadi-jadi.
“Nomor punggung 7 dan 11 yang juga lincah dan cepat seperti nomor 10 new Messi,” ujar Saleh Husin.
Ia yang mendukung Timnas Brasil mengaku terkesima dengan aksi mesin gol Argentina U-17 tersebut.
Menurutnya, kalau permainan Argentina terus dipertahankan seperti ketika lawan Brasil kemarin, Argentina layak menjadi juara Piala Dunia U-17 2023.
Saleh mengungkapkan, sengaja datang ke JIS bersama Kombes Pol. Suhirman dan Ir. Yoyok untuk menyaksikan dua laga big match tim sepak bola dari Benua Eropa dan Amerika Latin, yakni Spanyol vs Jerman pada sore hari dan Brazil vs Argentina pada malam harinya.
Masing-masing tim memeragakan permainan berkualitas dunia. Pertandingan pertama pada sore hari berlangsung cukup menarik, yakni Spanyol yang melakukan penyerangan bertubi-tubi, tapi selalu terganjal oleh kokohnya benteng pertahanan Jerman.
“Sebagai pecinta sepak bola menyerang mau enggak mau saya dukung Spanyol yang memang gaya permainan mirip negara latin walau akhirnya dimenangkan oleh Jerman melalui titik penalti,” ujarnya.
Ia menyampaikan, duel sengit musuh bebuyutan yang dinanti-nanti pada malam hari, yakni antara Brasil vs Argentina walau sempat tertunda 30 menit dikarenakan hujan deras yang mengguyur Stadion JIS, akhirnya terobati oleh permainan berkualitas dunia.
“Operan-operan pendek dan kecepatan tinggi, saling menyerang oleh kedua kesebelasan sangat luar biasa,” ujarnya.
Dalam laga tersebut, Argentina sukses menghentikan langkah Brasil dengan kedudukan 0-3 untuk Argentina. Claudio Echeverri mencetak hattrick dalam laga tersebut.
Adapun Jerman vs Spanyol dimenangkan oleh Jerman dengan gol dari titik penali yang dilesakkan Paris Brunner. Saleh mengungkapkan, sebagai pecinta sepak bola menyerang, mau enggak mau mendukung Spanyol yang memang gaya permainan mirip negara Latin walau akhirnya dimenangkan oleh Jerman melalui titik penalti.