Mataram, Gatra.com - Saat ini telah muncul Kelompok the shadow yang gerakannya sistematis dan terukur melalui berbagai bagai taktik dan strategi untuk memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pulau Seribu Masjid, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kelompok the shadow meskipun kehadirannya tak nampak secara kasat mata, seperti misal kelompok relawan Ganjar lengkap dengan berbagai atributnya, mereka hanya bisa dilihat dari pesan yang disampaikan, seperti maraknya pemasangan baliho dan banner Ganjar-Mahfud tanpa identitas pemasang.
Kedua, maraknya APK yang mulai bertebaran di pelosok desa atau dusun, seperti kaos, korek api, kompor, pemasangan leaflet/stiker di ratusan angkutan perdesaan.
Adapun kelompok the shadow (bayangan) bisa diidentifikasi sebagai organ yang bergerak secara mandiri, tidak ingin diketahui asal usulnya ataupun pekerjaannya. Mereka bergerak semata-mata untuk satu tujuan memberikan deterent effect (efek kejutan) dan surprise sebagai tonggak kisah sejarahnya.
Kesemua itu ciri khas pesan yang disampaikan oleh kelompok the shadow untuk menandakan kehadirannya di NTB. Dari kacamata intelejen, gerakan the shadow ini merupakan operasi tertutup dengan berbagai pertimbangan, salah satunya bisa saja soal efektivitas dan aspek kerahasiaan.
"Dari sisi efektifitas bisa jadi gerakan the shadow bertujuan pada hasil akhir, bukan proses yang terkadang tidak efektif dijeda waktu kurang 90 hari menuju H-14 Februari 2023," kata Direktur Kajian Sosial Politik (Mi6) NTB, Bambang Mei Finarwanto di Mataram, Sabtu (25/11).
Menurutnya, dari sisi kerahasiaan tentu ini berkaitan dengan code of conduct sesama the shadow untuk menjaga dari sisi konflik kepentingan.
Lelaki yang akrab disapa Didu ini melanjutkan, jika benar gerakan the shadow telah tiba di NTB, maka peta politik dan dukungan Pilpres 2024 mendatang secara berlahan namun pasti akan berubah. Hal ini menyangkut pembalikan persepsi publik terhadap Paslon Capres dan Cawapres , khususnya Ganjar-Mahfud di NTB.
Mi6 mengakui, selain kerja politik dukungan oleh parpol pengusung seperti PDIP, PPP, Hanura, Perindo maupun Relawan Ganjar-Mahfud yang sudah nampak berjibaku melalui berbagai pola gerakan, maka gerakan senyap tapi merayap kelompok the shadow juga tidak bisa diremehkan karena dis bisa mengagregasi semua kepentingan untuk disatukan dengan berbagai skema gerakan.
"Kelompok the shadow ini orientasi utamanya pasti insentif elektoral berdasarkan capaian mapping suara dan politik wilayah. Dia akan tahu secara umum total perolehan suara Ganjar-Mahfud sebelum pencoblosan di NTB," ujar Didu.
Dalam kontek taktik dan strategi, keberadaan the shadow ini dalam kontek elektoral berkaitan operasi bagaimana mengubah persepsi kelompok segmentasi tertentu dalam masyarakat melalui berbagai metode.
"Pola pendekatan persuasi ala the shadow sudah umum dalam dunia intelijen, yakni melakukan upaya penaklukan persepsi dengan cara yang humanis," ujarnya.
Didu mensinyalir keberadaan kelompok the shadow memenangkan Ganjar-Mahfud di NTB tidak tunggal. Hal ini karena didorong oleh satu motif yang sama, yakni menangkan Ganjar-Mahfud di kawasan Sunda Kecil, khususnya kelompok tua the shadow.