Jakarta, Gatra.com - Platform layanan reservasi properti hotel atau resor secara online bernama Agoda tengah menyita perhatian warganet. Perusahaan yang berbasis operasional di Bangkok, Singapura, dan Filipina itu dipermasalahkan lantaran para petingginya diduga lulusan dari Israel dan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Pertahanan Israel.
Hal itu seperti diungkap oleh seorang Travel Influencer bernama Alfiah Nurul Hikmawaty. Lewat video yang diunggah, sang Travel Influencer itu mengatakan kekecewaannya.
"Aku sempet pakai Agoda untuk keperluan kegiatanku. Namun belakangan ini aku kecewa karena menemukan fakta di Medsos bahwa para petinggi Agoda itu lulusan dari Universitas di Israel guys dan mereka mendapatkan bea siswa dari Menteri Pertahanan di sana," tulisnya dalam sebuah video pendek di akun Instagram @avy_vie.
Sang Travel Influencer itu menambahkan bahwa para pendiri Agoda yang kedapatan terafiliasi dengan Israel kemudian mengubah identitas mereka.
"Kalian bisa lihat di layar belakang aku ini buktinya guys. Minggu lalu para bos-bos ini masih tertulis dapat beasiswa terus sekarang diubah dong, apa maksudnya coba. Sumpah sih kecewa banget. Kok bisa ya keadaan lagi gak kondusif kaya sekarang ini ada aja temuan yang bikin Aku sebagai Travel Influencer kecewa banget. Aplikasi yang sebelumnya bisa diandalkan untuk kehidupan sehari-hari terpengaruh oleh kekejaman zionis dan menyebabkan Aku kecewa dan Aku yakin kalian semua akan kehilangan kepercayaan," keluhnya.
Hal senada juga diungkap akun @byansyach93. Ia menyebutkan bahwa pendidikan para petinggi Agoda didukung penuh oleh Israel.
"Leadernya itu benar-benar disupport banget dari segi pendidikan bisa dibilang tuh kayak di beasiswain gitu nah semestinya aplikasi traveling yang satu ini tuh harusnya menjadi netralisasi dari segala bentuk konflik tapi ternyata ini enggak kalian bisa lihat sumpah serem banget masih ada yang zalim sesama manusia," kata pemilik akun @byansyach93.
Bukan cuma di Instagram, ungkapan kekecewaan terhadap aplikasi Agoda juga diutarakan warganet di aplikasi TikTok. Netizen juga menyebutkan beberapa pendiri Agoda yang menempuh pendidikan dan mendapatkan bea siswa dari Menteri Pertahanan Israel antara lain yakni Omri Morgenshtern, Idan Zalzberg, Ittai Chorev, dan Eliana Carmel.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Gatra, situs resmi Agoda menyebutkan bahwa para pucuk pimpinan Agoda memang lulusan universitas di Israel, dan mendapatkan beasiswa dari Israel Defense Force. Lebih lanjut, berdasarkan artikel yang dirilis oleh Al Jazeera, booking.com yang merupakan perusahaan induk dari Agoda mendapatkan kecaman karena mempromosikan tempat menginap di wilayah okupansi Israel. Hal tersebut membuat booking.com dan Agoda menjadi perusahaan yang diboikot di sejumlah negara.
Di Indonesia sendiri, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah merilis Fatwa Terbaru Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Fatwa ini merekomendasikan agar umat Islam menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel.
"Umat Islam diimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme," ujar Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh baru-baru ini.
Menurut laporan dari kelompok pro-Palestina, terdapat ratusan produk yang diduga berafiliasi dengan Israel. Produk-produk tersebut mencakup berbagai macam merek, mulai dari makanan dan minuman, hingga produk teknologi dan fashion.