Moskwa, Gatra.com - Setelah menerapkan larangan adopsi anak oleh pasangan sesama jenis sejak tahun 2013 lalu. Kini, Parlemen Rusia menyiapkan rancangan undang-undang yang akan melarang adopsi anak oleh warga negara yang mengizinkan praktik perubahan jenis kelamin atau transgender.
Outlet berita negara Ria Novosti pada Senin, (20/11) melaporkan, kepala Parlemen Rusia Bidang Keamanan dan Pemberantasan Korupsi, Vasily Piskarev menegaskan bahwa tindakan adopsi anak ini tidak dapat dibenarkan, karena tidak ada jaminan bahwa anak tersebut tidak akan menjadi keluarga gay, jika salah satu orang tuanya memutuskan untuk berganti jenis kelamin.
“Mengusulkan pelarangan adopsi anak oleh warga negara asing jika negara mereka mengizinkan perubahan kelamin, baik dengan menunjukkan dokumen identitas yang sesuai atau dengan menggunakan intervensi medis dan jenis intervensi lainnya,” jelasnya.
Piskarev tak menampik bahwa rancangan undang-undang tersebut pada dasarnya bertujuan untuk melarang adopsi anak oleh mereka yang berasal dari negara-negara anggota NATO.
“Karena sebagian besar negara yang mengizinkan pernikahan sesama jenis adalah negara-negara NATO.” tegasnya.
Ia mengaskan bahwa Rusia harus memastikan bahwa anak asuh dapat tumbuh dan berkembang dalam keluarga normal yang memiliki ayah dan ibu.
Pada bulan Juli, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang melarang intervensi perubahan jenis kelamin.
Pemberian obat-obatan dan pembedahan yang terkait dengan terapi penggantian kelamin kini hanya diperbolehkan di Rusia dalam kasus-kasus yang memerlukan pengobatan kelainan organ reproduksi pada anak-anak.
Keputusan mengenai prosedur tersebut harus diterapkan oleh klinik yang memiliki izin khusus dari Kementerian Kesehatan Rusia, sesuai dengan undang-undang negara itu.
Ketua Parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin membela larangan perubahan jenis kelamin itu. Ia mengatakan bahwa larangan tersebut diberlakukan untuk melindungi negaranya dari apa yang disebutnya sebagai “industri transgender” Barat.
Volodin mencontohkan Amerika Serikat yang mengatakan jumlah operasi penggantian kelamin meningkat 50 kali lipat dalam satu dekade terakhir. “Ini adalah jalan menuju degradasi suatu bangsa,” tegasnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan Rusia, lebih dari 2.000 orang berganti jenis kelamin secara legal di negara tersebut antara tahun 2018 dan 2022 ketika praktik tersebut masih legal.