Bantul, Gatra.com – Jaringan Gusdurian meminta rakyat untuk memilih pemimpin yang sudah terbukti rekam jejaknya dan mampu mewujudkan Indonesia sebagai rumah bersama. Pemberian amplop alias politik uang tidak boleh ditoleransi.
Pernyataan ini disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, saat menyampaikan orasi kebangsaan di Festival Beda Setara; Indonesia Rumah Bersama di Kampung Mataraman, Desa Panggungharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (17/11) sore.
“Gusdurian tidak berpolitik praktis. Kalau kita mendukung, maka dukunglah dengan nurani. Kalau memilih, pilih pemimpin yang bisa menjaga Indonesia sebagai rumah bersama,” katanya.
Bagi Alissa, tidak peduli siapa dia, selama rekam jejaknya jelas, berujar dan bertindak baik untuk rakyat, ia layak dipilih sebagai pemimpin. Rakyat juga wajib terus mendampingi dan mengingatkan untuk menjadikan Indonesia Rumah Bersama.
“Indonesia menjadi rumah bersama itu harus nyata diwujudkan bagi siapapun yang memimpin. Karena ini adalah berkah yang luar biasa. Indonesia itu negara yang beragam tetapi bisa menjaga persatuan,” tegasnya.
Karena itu, masyarakat diminta tidak memilih pemimpin karena pemberian amplop uang. Jika si pemberi amplop terpilih, mereka akan mencari gantinya dengan korupsi.
“Pemilu dengan amplop untuk membeli suara adalah hal yang tidak boleh ditoleransi. Kalau memang tidak bisa ditolak, selemah-lemah iman ya diterima saja, lalu diserahkan ke desa atau Bawaslu Tapi saat mencoblos harus dari hati nurani,” kata Alisa.
Festival Beda Setara diselenggarakan untuk merayakan keberagaman Indonesia dengan mengampanyekan nilai-nilai toleransi di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.
Alissa mengatakan dunia menghormati Indonesia karena mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman. Persatuan di tengah keberagaman membutuhkan toleransi.“Toleransi adalah menerima perbedaan di antara kita,” katanya.
Baginya, dibanding pemilu yang bertujuan memperebutkan kekuasaan, kesatuan bangsa ini jauh lebih penting karena itu cita-cita kemerdekaan dan nilai luhur bangsa.