Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 kembali mengalami surplus menjadi US$3,48 miliar. Nilai itu naik 0,07% secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan September 2023 yang mencapai US$3,41 miliar.
Meski demikian, jika dihitung secara tahunan, neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,12%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Namun, neraca perdagangan Indonesia tetap surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2022 lalu.
“Surplus Oktober 2022 ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya tetapi lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/11).
Pudji menjelaskan bahwa, surplus Oktober 2023 ini ditopang komoditas nonmigas sebesar US$5,31 miliar. Komoditas penyumbang utama adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak, minyak hewan nabati (HS 15), serta barang besi dan baja (HS 72).
Di sisi lain, neraca pedagangan migas tercatat defisit sebesar US$1,84 miliar pada Oktober 2023. Dengan komoditas pengumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.
“Desfisit neraca perdagangan migas 2023 lebih rendah dari pada bulan lalu dan juga pada Oktober 2022,” jelasnya.
Secara kumulatif, dari Januari hingga Oktober 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$31,22 miliar. Meski demikian, total surplus neraca perdagangan tahun ini mengalami penurunan sebesar US$14,22 miliar, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai US$45,44 miliar.