Semarang, Gatra.com - Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu akan berupaya untuk UMK di Kota Semarang bisa naik pada tahun 2024.
Hal itu dikatakan Walikota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut setelah melakukan audiensi dengan para buruh belum lama ini.
Mbak Ita - sapaan akrabnya menyebut, telah mendengarkan aspirasi para buruh dan menampung usulan UMK sesuai perhitungan buruh.
Usulan kenaikan UMK ini menyikapi banyaknya harga pangan dan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan.
“Saya upayakan bisa naik dari tahun lalu. Kami harap ada titik temu atara buruh dengan perusahaan, karena harga bahan pokok memang naik," Kata Mbak Ita melalui keterangannya, Kamis 9 November 2023.
Mbak Ita berharap usulan ini ada titik temu dalam merumuskan usulan UMK. Sehingga nantinya bisa menyejahterakan para pekerja, namun tidak memberatkan perusahaan.
Pemkot Semarang juga langsung memberikan surat edaran kepada perusahaan untuk membayar upah lebih dari UMK. Namun, harus dilihat juga kemampuan perusahaan dalam hal memberikan gaji. Hal itu lantaran tidak semua perusahaan mampu membayar lebih dari UMK.
Mbak Ita menjelaskan, program Pak Rahman yang sudah mulai berjalan itu juga bentuk perhatian terhadap buruh. Pak Rahman (Pasar Murah dan Aman) akan masuk ke wilayah pabrik di Kota Semarang.
Upaya ini dilakukan agar para buruh bisa mendapatkan sembako dengan harga murah dibandingkan di tempat lain.
Mbak Ita saat ini juga sudah melakukan komunikasi dengan serikat buruh, pekerja , dan juga menawarkan program ini ke Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Semarang untuk menggelar Pak Rahman keliling kawasan industri.
Menurutnya, Pak Rahman akan membantu meringankan beban para pekerja dalam hal kebutuhan bahan pokok.
Program ini, lanjut Mbak Ita, bisa menjadi solusi jika nantinya UMK yang ditetapkan oleh provinsi tidak sesuai dengan harapan buruh.
Selain program Pak Rahman, Mbak Ita juga menyiapkan insentif lainnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Misalnya, buruh yang memiliki anak banyak bisa dibantu dengan beasiswa pendidikan.
Sementara di bidang kesehatan, Pemkot Semarang menyiapkan daycare rumah pelita yang nantinya para buruh yang mempunyai anak stunting bisa langsung ditangani oleh rumah pelita.
"Jika nantinya UMK tidak sesuai keinginan pekerja, kami membantu support dengan insentif yang bisa kami lakukan. Tapi kami tetap akan perjuangkan kenaikan upah di Kota Semarang," jelas Mbak Ita.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Semarang, Sutrisno mengatakan, pihaknya sudah menerima usulan upah dari serikat buruh dengan kenaikan di atas 10 persen. Usulan tersebut akan dibahas usai peraturan menteri tenaga kerja (permenaker) terbit.
Hal ini lantaran peraturan menteri tenaga kerja (permenaker) sebagai pedoman dalam mengusulkan UMK kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Setelah permenaker terbit, pihaknya akan membuat usulan wali kota untuk disampaikan kepada gubernur.
"Kami masih menunggu surat permenaker, tapi Ibu Wali Kota sudah mengantisipasi dengan bersurat ke perusahaan-perusahaan. Perusahaan juga mengusulkan usulan upah," ujarnya.
Pihaknya juga telah membuat skema usulan upah saat rapat koordinasi dengan Pemprov Jateng. Hanya saja, skema ini belum dirapatkan bersama Dewan Pengupahan.