Gaza, Gatra.com - Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas pada Kamis mengatakan sudah 10.812 orang tewas akikbat agresi Israel selama berminggu-minggu di Gaza.
AFP Kamis (9/11) melaporkan, setidaknya 4.412 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas, sementara 26.905 orang lainnya terluka dalam serangan Israel, yang membalas serangan mematikan di Israel selatan oleh militan Hamas pada 7 Oktober.
Evakuasi dari Jalur Gaza dilanjutkan melalui penyeberangan Rafah Mesir
Evakuasi dari Jalur Gaza ke Mesir bagi pemegang paspor asing dan warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis, dilanjutkan melalui penyeberangan Rafah pada hari Kamis, yang sebelumnya sempat ditangguhkan selama sehari.
Dumber keamanan dan medis Mesir melaporkan dikutip Reuters, Kamis (9/11).
Keberangkatan dari Rafah, --satu-satunya penyeberangan ke daerah kantong yang terkepung dan tidak berbatasan dengan Israel-- telah dihentikan pada hari Rabu karena Departemen Luar Negeri AS menyebut ada masalah keamanan yang tidak dijelaskan secara spesifik.
Namun pada hari Kamis, dua sumber mengatakan bahwa 695 pemegang paspor asing dan tanggungannya, termasuk warga Mesir dapat menyeberang.
Evakuasi dari Gaza melalui Rafah dimulai pada 1 November, bagi sekitar 7.000 pemegang paspor asing, warga negara ganda dan tanggungan mereka, serta sejumlah orang yang membutuhkan perawatan medis.
“Pada hari Kamis, 12 pengungsi medis dan 10 orang pendamping memasuki Mesir,” kata sumber keamanan dan medis.
Menurut PBB, Rafah juga merupakan satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pada hari Rabu, 106 truk yang membawa makanan, obat-obatan dan air menyeberang ke Gaza, sehingga jumlah total truk bantuan yang masuk sejak 21 Oktober menjadi 756.
Pada hari Kamis, tiga sumber mengatakan sekitar 100 truk masuk.
Sebelum perang di Gaza meletus pada 7 Oktober, rata-rata lebih dari 400 truk yang membawa bantuan dan perbekalan lainnya memasuki Gaza setiap hari.
Pejabat bantuan mengatakan setidaknya 100 truk dibutuhkan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang terus meningkat, dan pengiriman bantuan terhambat oleh sistem pemeriksaan yang rumit dan tantangan keamanan dalam pendistribusian bantuan.