Home Regional Kemarau Mengintai, Petambak Nila Salin Kurangi Tebar Benih

Kemarau Mengintai, Petambak Nila Salin Kurangi Tebar Benih

Pati, Gatra.com - Musim kemarau yang disertai El Nino tidak hanya menggerus sektor pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Namun juga membuat petambak ikan nila salin di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu   ketar-ketir.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Murya Tunggulsari, Suwondo mengaku, terpaksa mengurangi jumlah benih ikan yang ditebar di tambak pada musim kemarau ekstrem.

"Saat ini petambak masih budidaya. Tapi jumlah benihnya dikurangi. Alasannya karena budidaya nila salin mengunakan air dari sumur bor. Jadi kalau tidak dikurangi akan membutuhkan banyak pasokan air sehingga akan berdampak terhadap permukiman," ujarnya.

Ia mengungkapkan, terpaksa mengurangi jumlah bibit hingga 30-40 persen. Padahal jika musim bersahabat, biasa memasukkan sebesar 100.000 burayak ikan untuk setiap hektare.

Meski begitu, Suwondo mengatakan, tidak lantas membuat pembudidaya merugi. Alasannya adalah harga ikan nilai salin melonjak naik saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Awal bulan ini saja, harga ikan nilai salin mencapai Rp24.000 per kilogram di pasaran. Padahal dua bulan sebelumnya, hanya dihargai Rp18.000 per kilogram.

"Kalau harga normal biasanya Rp22.000 per kilogram. Harga sekarang mulai bagus, mengalami kenaikan. Produksi sedikit, jadi harga naik," imbuhnya.

Suwondo membeberkan, luas tambak di Desa Tunggulsari sendiri mencapai 147 hektare. Mayoritas lahan tersebut memproduksi nila salin, sekitar 90 persen.

"Namun setiap petambak memiliki metode yang berbeda. Ada yang tradisional itu hanya bisa panen 1 hingga 2 ton, lalu tradisional plus bisa panen 3 sampai 4 ton, dan semi intensif yang bisa 5 sampai 6 ton karena pakai kincir air dan sumur bur," terangnya.

53