Semarang, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah mengingatkan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan cabai merah, beras, cabai rawit, dan gula pasir perlu diwaspadai karena bisa memicu terjadinya inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah (Jateng), Rahmat Dwisaputra menyatakan, kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit seiring dengan penurunan produksi akibat kekeringan.
“Salah satu wilayah penghasil cabai di Jawa Tengah, yaitu Blora dilaporkan mengalami gagal panen sedangkan kualitas cabai di Pati tidak sesuai harapan, kisut,” katanya, Senin (6/11).
Sedangkan harga komoditas beras, lanjut Rahmat masih mengalami kenaikan disebabkan produksi padi yang menurun akibat kekeringan dampak El Nino, serta adanya pembatasan ekspor beras dari negara penghasil seperti India.
Untuk kenaikan harga gula pasir sejalan dengan kenaikan harga gula dunia. Berdasarkan data Trading Economics, harga gula dunia naik sebesar 46,99% dibandingkan tahun lalu.
“Guna menjaga inflasi berada pada rentang target, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan dalam Forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng terus berkoordinasi dan bekerjasama menyusun berbagai program pengendalian inflasi,” ujar Rahmat.
Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di tengah proses pemulihan perekonomian pada tahun 2023.
Rahmat menambahkan untuk inflasi gabungan kota di Jawa Tengah pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,18%, lebih rendah dibandingkan bulan September sebesar 0,41%.
Menurutnya, penurunan harga sejumlah komoditas pangan seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah mengurangi tekanan inflasi pada periode berjalan.
“Kebijakan pelonggaran afkir dini pada pertengahan tahun dan permintaan masyarakat yang menurun menjadi faktor pendorong penurunan harga telur ayam ras dan daging ayam ras,” katanya.
Secara keseluruhan tahun 2023, imbuh Rahmat inflasi IHK di Jateng diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 3,0±1%.