Jakarta, Gatra.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa dinamika politik saat ini terlalu banyak drama. Ia menyoroti maraknya politik pecah-belah yang kerap kali dilakukan oleh berbagai partai politik, termasuk PDI Perjuangan (PDIP).
“Saya lihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya,” kata Jokowi dalam paparannya di Puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/11).
Padahal, Jokowi menilai bahwa dalam tahun politik ini seharusnya banyak diisi oleh adu gagasan, bukan adu domba antara kadernya. Dengan begitu, bangsa ini dapat menujukan demokrasi yang berkualitas.
“Meskinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide bukan perasaan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia meminta agar dalam berpolitik, setiap orang jangan melibatakan perasaan mereka. Menurutnya, jika perasaan turut dilibatkan, maka dinamika politik pun menjadi riweuh.
“Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot kita semua,” ungkapnya.
Pada akhirnya, ia pun mengingatkan kepada seluruh hadirin yang hadir untuk tetap rendah hati jika pada Pemilu 2024 menang. Kalaupun belum berkesempatan mendapatkan gelar tersebut, setidaknya tidak perlu kesal.
“Nanti setelah usai rukun kembali,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengutarakan harapannya agar seluruh masyarakat memiliki pandangan yang sama bahwa dalam berdemokrasi, kompetisi politik merupakan hal yang wajar. Bahkan keinginan untuk menang pun juga merupakan hal yang biasa terjadi dalam berkompetisi.
“Tapi kita harus tetap tunjukkan demokrasi berkualitas, tidak terpecah belah,” jelasnya.