Jakarta, Gatra.com – Perwakilan Srikandi Ganjar Sulawesi Tenggara (Sulteng), Sitti Nurmakia, mengatakan, pihaknya menggelar pelatihan menenun untuk mengenalkan dan menjaga salah satu aset budaya bangsa.
Sitti menyampaikan, pihaknya memberikan pelatihan menenun kepada warga di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sultra.
Pelatihan tersebut, lanjut Siti dalam keterangan pers, Senin (6/11), bertujuan untuk melestarikan kekayaan kebudayaan Desa Towale, yaitu kerajinan tenun.
“Tujuan khususnya untuk masyarakat Towale sebenarnya untuk melestarikan budaya yang ada di Desa Towale,” kata Sitti.
Selain dikenal sebagai desa wisata, Desa Towale juga dikenal dengan julukan desa tenun. Ada 176 perajin tenun yang bermukim di Desa Towale dan menjadikan profesi itu sebagai mata pencaharian.
Hal itu yang kemudian membuat desa tersebut dinobatkan sebagai desa wisata yang memiliki perajin tenun terbanyak. Desa Towale menjadi salah satu dari 14 peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan meraih penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
Dengan demikian, masyarakat Desa Towale mempunyai suatu wadah dari pemerintah setempat untuk mengembangkan kepiawaian dalam menenun.
“Untuk bagaimana masyarakat-masyarakat di sini bisa mengembangkan bakat dari masyarakat tersebut untuk bagaimana kain-kain dari Desa Towale ini bisa ke berbagai daerah untuk dipromosikan,” ujarnya.
Adapun yang membedakan tenun khas Desa Towale dengan berbagai daerah lainnya, yaitu dari segi benang yang digunakan dan corak yang ditonjolkan. Tenun Towale biasanya menggunakan benang berwarna keemasan dengan ragam corak bunga berukuran besar maupun kecil.