Malang, Gatra.com - Kehadiran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah membuka pintu bagi siswa berlatar belakang ekonomi kurang mampu untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Tak cuma menjamin ditanggungnya biaya kuliah, penerima KIP Kuliah juga mendapat dana biaya hidup yang bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan.

Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Hariyono, pun menganggap, manfaat besar yang dihadirkan KIP Kuliah pun diharap terus hadir dan makin meluas. Saat ini sebanyak 4.464 mahasiswa UM diketahui menjadi penerima KIP Kuliah.

“Kalau di rata-rata tiap tahun kami menerima 1.460 mahasiswa. Itu sudah termasuk skema satu dan dua,” ujar Hariyono yang ditemui di Gedung Rektorat UM, Malang, Senin (6/11).

Hariyono juga menyebut mahasiswa penerima KIP Kuliah punya motivasi lebih untuk terus berprestasi dan mendapat nilai baik di perkuliahan. bahkan prestasi itu beberapa dicapai di tingkat nasional dan internasional.

Meski begitu tak sedikit pula, mahasiswa penerima yang tidak mampu berprestasi sesuai komitmen yang disyaratkan. Hariyono menyebut, mahasiswa yang keluar dari program pembiayaan paling sering karena tidak bisa mempertahankan indeks prestasi (IP) sesuai angka yang ditetapkan, yakni 2,75, dalam dua semester berturut-turut.

“Sehingga, saat ini kami fokus pada pembinaan. Memonitor mahasiswa KIP agar tidak menerima IP dibawah 2,75. Artinya, kami tetap jaga agar prestasinya maksimal,” tutur dia.

Pembinaan ini, sambung Rektor UM, melibatkan dosen bimbingan konseling dan dosen psikologi. Serta, pembinaan juga menggandeng Forum Advokasi Mahasiswa untuk mendampingi para penerima tatkala ada masalah baik secara akademis maupun non akademis.

“Hasilnya, kini ada perubahan. Jumlah mahasiswa yang Drop Out dari program KIP karena masalah akademik, kini kian turun. Sebetulnya pola ini kami terapkan ke seluruh mahasiswa juga,” ucapnya.

Disamping itu, pembinaan juga menekankan kebijaksanaan pada pemanfaatan dana yang diterima mahasiswa dari KIP Kuliah. Artinya, manfaat yang diperoleh dapat disalurkan ke hal-hal yang esensial dalam menunjang perkuliahan pengembangan diri.

“Jadi, kami bekali mahasiswa juga dengan kecerdasan finansial dan emosional dalam mengelola dana KIP Kuliah,” kata Hariyono menandaskan.