Home Regional Lingga dan Yoni Peninggalan Putri Kerjaan Majapahit Berhasil Dipindah ke Museum Mini Desa Durensari

Lingga dan Yoni Peninggalan Putri Kerjaan Majapahit Berhasil Dipindah ke Museum Mini Desa Durensari

Purworejo, Gatra.com - Proses pemindahan benda bersejarah lingga dan yoni di Dusun Duren Ombo, Desa Durensari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, berjalan lancar. Lingga dan Yoni tersebut dipercaya merupakan peninggalan dari dua Putri Kerajaan Majapahit yaitu Nyai Dewi Sinto dan Nyai Sekar Setaman.

Yoni muncul pada saat terjadi tanah longsor di desa yang terletak di Perbukitan Menoreh tersebut pada tahun 2019 lalu. Sedangkan Lingga sudah ada terlihat selama puluhan tahun di tanah milik Sidar Rohmadi.

Salah satu tokoh yang peduli terhadap benda-benda bersejarah di Kabupaten Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo menceritakan, sebelum munculnya Yoni, ada warga yang bermimpi bertemu dengan seorang putri yang memakai pakaian zaman dahulu. Pemilik tanah, Sidar Rohmadi dan anaknya juga sering melihat penampakkan putri di tanah milik keluarganya itu.

"Untuk memindahkan situr bersejarah Lingga dan Yoni ke museum kecil milik Desa Durensari ini kita telah mengadakan ritual doa dengan semua ubo rampe lengkap," kata Wawan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Perwitasari Purworejo pada Sabtu (4/11/2023).

Ia mengungkapkan, pihaknya mencari hari baik. Doa dari tokoh dari agama Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu. "Alhamdulillah pemindahan berjalan lancar," ujarnya.

Menurut Hermawan, warga Durensari memiliki tujuan agar barang-barang bersejarah di wilayahnya bisa tersimpan dengan baik supaya bisa dijadikan objek kajian sejarah. Oleh karenanya, Hermawan ikut memfasilitasi pembangunan 'museum mini' sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah. Warga juga iuran untuk membangun museum mini Durensari.

"Ada beberapa situs peninggalan sejarah yang dimiliki oleh Desa Durensari, selain Lingga dan Yoni tadi, ada pula Situs Gajah Mada berbentuk batu. Situs itu menjadi pusat kegiatan budaya desa seperti selamatan, kenduri, dan lainnya. Situs tersebut juga menjadi tempat pemujaan bagi umat Hindu dan Budha yang ada di desa Durensari dan sekitarnya," kata Wawan.

Sebenarnya, lanjut Wawan, setiap desa di Kabupaten Purworejo, memiliki ikon dan sejarah yang bisa digali untuk dikembangkan menjadi tujuan pariwisata.

"Kita jangan cuek dengan peninggalan-peninggalan kuno dan barang-barang seni bersejarah. Kadang-kadsng, kita tidak sadar jika benda-benda yang kita anggap kuno itu memiliki nilai tinggi. Saatnya kita berpartisipasi, peduli pada sejarah daerah kita," kata Wawan.

308

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR