Home Politik Anies: Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Dipercaya serta Tak Pentingkan Anak dan Keluarga

Anies: Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Dipercaya serta Tak Pentingkan Anak dan Keluarga

Asahan, Gatra.com –‎ Calon Presiden Anies Baswedan menilai, Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang jujur dan janji serta kata-katanya bisa dipegang dan tidak mementingkan kepentingan anak-anak dan keluarganya. 

Capres usungan koalisi Partai NasDem, PKB, dan PKS itu manyampaikan pernyataan tersebut dalam rangkaian kunjungannya di Kisaran, Asahan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (3/11). Salah satunya menghadiri acara peresmian Bendungan Asahan.

Ia membagikan kisah inspirasi tentang sahabatnya seorang ulama namun bergelar insinyur listrik lantaran terobsesi dari pidato Wakil Presiden RI pertama, H. Mohammad Hatta.

Kisah inspirasi itu dibagikan Anies saat menyapa para jemaah usai salat Jumat di Mesjid Agung Al Bakrie, Kisaran, Asahan. Cerita dimulai dari keheranan seorang Anies Baswedan kepada sahabatnya yang seorang ulama namun berpendidikan insinyur listrik.

"Namanya bang Iman. Saya heran kenapa Beliau seorang ulama yang mengajarkan tentang tauhid, tapi berpendidikan insinyur listrik," ujarnya. 

Bang Iman bercerita, kata Anies, ketika dia masih bersekolah di Asahan, pada suatu hari Bung Hatta datang ke daerahnya untuk meresmikan Bendungan Asahan. Ribuan anak muda berbondong-bondong datang untuk melihat wajah sang konseptor Indonesia kelahiran Sumatera itu secara langsung. 

Begini pidato Bung Hatta, kata Anies menirukan, "Saudara-saudara semua, hari ini kita meresmikan Bendungan Asahan. Hari ini kita membangun sebuah pembangkit listrik. Indonesia ke depan membutuhkan lebih banyak lagi pembangkit pembangkit. Indonesia ke depan membutuhkan banyak sekali insinyur insinyur listrik."

Lalu  apa yang terjadi, ungkap Anies. Sahabatnya ini mengkisahkan, sepulang dari menyaksikan pidato Bung Hatta, sahabatnya dengan teman-temannya bercita-cita menjadi insinyur listrik. Sejak saat itu, ungkap Anies, sahabatnya yang seorang ulama tersebut bercita-cita menjadi seorang insinyur listrik. 

Apa artinya, ungkap Anies, ketika rakyat dan anak anak muda mendengarkan  Bung Hatta berbicara dan menyatakan bahwa kita membutuhkan banyak bendungan, tidak ada satu pun rakyat dan anak-anak muda berpikir apakah Bung Hatta punya banyak usaha bidang bangunan, apakah Bung Hatta dan anak keluarganya punya kontraktor bidang waduk, tidak ada yang mengira bung Hatta sedang membagikan proyek kepada anak-anak dan keluarganya. 

Akan tetapi seluruh rakyat saat itu berpikir Bung Hatta pemimpin yang terpercaya. Kepercayaan tanpa syarat, sampai anak-anak muda mengatakan kalau pemimpinku mengatakan butuh insinyur listrik maka saya pulang untuk belajar menjadi insinyur listrik. 

"Itu yang harus dikembalikan ke republik ini. Pemimpin-pemimpin yang bisa dipercaya kata-katanya. Kita ingin anak-anak muda kembali melihat pemimpin yang kata-katanya bisa dipegang, dan pemimpin yang tidak mementingkan keluarganya," ujar dia. 

Di akhir pidatonya menyapa jemaah salat Jumat, Anies menyatakan, jika kisah itu sudah puluhan tahun berlalu. Tapi tiba-tia dia teringat lagi dengan kisah itu ketika sampai di Asahan. 

"Karena itulah kita sama-sama di sini. Insyaallah Indonesia akan dibawa ke arah yang lebih baik. Insyaallah kepercayaan rakyat kepada pemimpin akan  kembali pulih," tegas Anies.

69