Jakarta, Gatra.com – Perwakilan Koordinator Ganjar Creasi (G-Creasi) Jatim, Ahmad Anwar As Sidiq, mengatakan, pupuk hayati dapat menanggulangi kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus. Pihanya terus mengampanyekan penggunaan pupuk hayati.
Untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan tanah, kata dia dalam keterangan pers pada Jumat (3/11), pihaknya mengampanyekan dan menggelar pelatihan pembuatan pupuk hayati.
Adapun pelatihan kali ini, lanjut dia, G-Creasi yang terdiri dari Generasi Alumni Muda Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair), memberikan tata cara membuat pupuk hayati kepada para petani di beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim).
Ahmad menyampaikan, pelatihan pembuatan pupuk hayati kali ini untuk pembudidayaan cabai di Dusun Gedangan Kulon, Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
“Ketika petani menggunakan pupuk hayati, tanaman cabai dapat tumbuh bagus dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Para petani di Malang kini bisa membuat pupuk hayati pengganti pupuk kimia setelah mendapat pelatihan dari G-Creasi. Para petani bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Harapannya, para petani mengurangi pupuk kimia. Kemudian, beralih menggunakan pupuk hayati. Lebih-lebih dapat bernilai ekonomi,” katanya.
Sementara itu, Gilang Ady Permana, pemateri dalam pelatihan tersebut menjelaskan cara membuat pupuk hayati, pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga, dan penanaman cabai.
“Dalam pelatihan pembuatan pupuk hayati, kami kenalkan pupuk hayati seperti apa karena berbeda dengan pupuk organik,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, Gilang juga menjelaskan manfaat dan kelebihan pupuk hayati yang berbahan dasar akar bambu, kecambah, air, pollard, air gula merah, dan dedak.
Menurutnya, bahan-bahan tersebut terhitung mudah didapat dan harganya lebih murah jika dibandingkan dengan pupuk kimia sehingga lebih ekonomis. Selain itu, dampak dan manfaat penggunaan pupuk hayati ini sangat terasa.
“Kami kenalkan manfaatnya dan kelebihannya kepada masyarakat. Kami juga menyadarkan masyarakat bahwa kita harus memulai hidup sehat. Contohnya, mencampur sampah organik dan anorganik mengolahnya dari rumah untuk mengurangi dampak limbah masyarakat,” ujarnya.
Ia menyampaikan, G-Creasi terus berkomitmen memberikan ilmu dan wawasan kepada para petani terkait pemanfaatan pupuk hayati ini karena terinspirasi oleh sosok calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
Gilang mengharapkan petani mulai menggunakan pupuk hayati yang ramah lingkungan agar kerusakan tanah tidak meluas. “Harapannya, petani suatu saat bisa mengurangi minimal 50 persen penggunaan pupuk kimia,” katanya.
Sejumlah petani cabai di Kabupaten Malang antusias mengikuti pelatihan budi daya cabai, mulai cara menanam cabai yang baik hingga membuat pupuk hayati yang ramah lingkungan.