Home Hukum Narkoba Keripik Pisang, Modus Baru yang Tak Terbayangkan oleh Polisi

Narkoba Keripik Pisang, Modus Baru yang Tak Terbayangkan oleh Polisi

Bantul, Gatra.com – Produksi narkoba dalam bentuk keripik pisang diakui tak pernah dibayangkan oleh petugas untuk mengelabui hukum. Dua pabrik di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang digerebek diketahui baru beroperasi selama tiga minggu dan barang yang diproduksi belum sempat terjual.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, Jumat (3/11) di Bantul, menyatakan tidak hanya skema peredarannya yang berkembang, pengemasan ulang narkoba oleh pengedar juga tidak lagi dengan metode konvensional.

“Sekarang bentuknya sudah merambah hal-hal yang sudah menjadi keseharian masyarakat. Salah satunya seperti dikemas ulang dalam bentuk keripik pisang dan happy water yang mengandung narkoba,” kata Komjen Wahyu di tempat produksi happy water di Desa Baturetno.

Diproduksi di Bantul dan Magelang, keripik pisang dan happy water mengandung narkoba ini kemudian dikirim ke Depok, Jawa Barat  untuk dipasarkan secara online. Menariknya, narkoba dipasarkan memiliki akun-akun yang memiliki banyak pengikut.

“Salah satu dasar kecurigaan dalam pengungkapan kasus ini adalah harga produk yang cukup tinggi. Happy water ukuran 10 mililiter ditawarkan Rp1,2 juta sedangkan keripik pisang dalam berbagai kemasan yang bisa dikonsumsi beberapa orang dijual Rp1,5 juta- Rp6 juta,” lanjutnya.

Polisi menjelaskan narkoba jenis sabu-sabu dan amfetamin yang dihaluskan menjadi campuran utama pembuatan happy water dan keripik pisang. Dalam pembuatan happy water, bahan utama dicampur dengan perasa dan NN dimethylformamide yang kemudian dipanaskan lalu dikemas setelah mendingin.

Adapun dalam pembuatan keripik pisang, bahan baku narkoba dicampur dengan gula pasir di dalam air mendidih. Setelah merata, bahan dimasukkan dan dikeringkan dalam suhu ruangan sebelum dikemas.

“Terbongkarnya pabrik di Bantul dan Magelang ini meningkatkan kewaspadaan dan kekuatiran kita narkoba akan merambah serta dikembangkan dalam hal-hal yang lain. Ini perlu kita waspadai, terlebih narkoba ditetapkan sebagai musuh besar pembangunan Indonesia emas,” kata Komjen Wahyu.

Kepolisian memastikan akan memberikan perhatian lebih ke kota-kota yang dihuni generasi muda, pelajar, dan mahasiswa. Secara keseluruhan polisi mendapatkan hasil produksi dalam penggerebekan ini mencapai 30 kilogram dengan omzet Rp4 miliar - Rp5 miliar.

“Kita sudah menghitung, jika keripik pisang mengandung narkoba satu bungkusnya dikonsumsi beberapa orang, maka operasi ini telah menyelamatkan 72.675 jiwa,” paparnya.

Kepala RT 06, Dusun Pelem, Bagus Mulyo, mengatakan, rumah yang dijadikan tempat produksi baru disewa oleh orang bernama Rohadi asal Bekasi tiga minggu lalu. Meski sudah melaporkan diri, ia tidak pernah bersosialisasi dengan warga dan tak diketahui aktivitanya.

“Kemarin saat penggerebekan saya tengah bekerja. Namun warga melaporkan ada intel yang meminta izin ke warga untuk melakukan penangkapan dan disetujui,” tutupnya.

144