Jakarta, Gatra.com - Amnesty International Indonesia menyayangkan pernyataan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin terkait situasi kelaparan yang melanda wilayah Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Tanggapan Ma'ruf yang sebelumnya menyatakan tidak ada kelaparan di Papua dinilai menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah kekurangan pangan yang telah lama melanda daerah tersebut.
“Kami berduka cita atas meninggalnya puluhan warga di Tanah Papua terkait kesulitan pangan yang mereka hadapi, sekaligus menyayangkan pernyataan Wakil Presiden bahwa 24 warga yang meninggal dunia di Yakuhimo bukanlah akibat kelaparan," ucap Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid dalam keterangannya pada Kamis (2/11).
Usman mengatakan, untuk menangani kasus kelaparan di Papua tidak cukup hanya mengutip pernyataan bupati setempat. Tapi, perlu ada penyelidikan serius di lapangan.
"Pernyataan tersebut meremehkan krisis kemanusiaan yang tengah melanda sebagian Tanah Papua, termasuk di wilayah Yahukimo," kata Usman.
Berdasarkan data BPS tahun 2020-2022, terindikasi bahwa isu kelaparan bukanlah hal baru di Papua. Data menunjukkan, prevalensi kerawanan pangan di Papua di atas rata-rata prevalensi nasional. Bukan hanya kekurangan pangan, masyarakat Papua juga mengalami masalah serius untuk mengakses air bersih dan layanan kesehatan yang memadai.
"Maka kami mendesak kepada negara untuk segera mengambil tindakan konkret dalam menangani masalah kelaparan di Papua dan memberikan perhatian serius terhadap situasi yang semakin memburuk," tegas Usman.
Amnesty International Indonesia juga mendesak agar pemerintah segera mengirim bantuan kebutuhan dasar, seperti pangan, air bersih, dan layanan medis ke beberapa wilayah terdampak.
"Lalu, tinjau kembali program-program ketahanan pangan yang selama ini tidak efektif untuk mengatasi masalah kelaparan di Tanah Papua, termasuk lumbung pangan," tutup Usman Hamid.