Parung, Gatra.com – Ulama dan kiai dari Bogor dan Bekasi yang tergabung dalam Jaringan Ahlussunah Wal Jamaah Indonesia (Jawji), menyatakan mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Pilpres 2024.
Para ulama dan kiai Jaringan Ahlussunah Wal Jamaah Indonesia tersebut mendeklarasikan dukungan tersebut dalam Halaqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat Al-Qosimiyyah, Pamegarsari, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (2/11).
Pimpinan Ponpes Sunan Drajat Al-Qosimiyyah, Buya Munawwir Al-Qosimi, mengatakan, Halaqoh Kebangsaan ini dihelat untuk memusyawarahkan ihwal pemimpin terbaik untuk bangsa Indonesia yang diikuti para pimpinan ponpes di Bogor dan Bekasi.
“Kita mengadakan Halaqoh Kebangsaan Jaringan Ahlussunnah Wal Jamaah Indonesia, dihadiri oleh beberapa ulama yang ada dari Bogor dan Bekasi. Kita menghimpun pendapat bagaimana kita memilih pemimpin terbaik,” ujarnya.
Buya Munawwir ?dalam keterangan pers menjelaskan, Ganjar-Mahfud adalah pasangan paling ideal untuk memimpin Indonesia. Pihaknya memberikan dukungan kepada Ganjar-Mahfud lantaran keduanya merupakan sosok yang paling teruji dan terbukti kepemimpinananya serta visi kebangsaannya.
“Beliau berdua adalah satu satunya paslon yang tidak pernah dihubungkan dengan kelompok radikal dan intoleran,” katanya.
Kiai yang masih keturunan Sunan Drajad ini juga menyebut bahwa pasangan Ganjar-Mahfud sangat dekat dengan kalangan pesantren.
Perhatian dan kepedulian Ganjar di dunia pesantren pun ditunjukkan dengan menginisiasi adanya Peraturan Daerah (Perda) Jawa Tengah tentang Pesantren saat masih menjabat Gubernur Jawa Tengah. Perda tersebut mewajibkan pemerintah daerah untuk memfasilitasi ponpes yang ada.
Menurutnya, Ganjar ketika memimpin Jateng berhasil menaikkan kesejahteraan pengajar keagamaan dengan memberikan uang insentif. Jumlahnya pun terus meningkat dari tahun ke tahun sejak digulirkan pada tahun 2019.
Dari bukti konkret itu, para ulama dan kiai pimpinan ponpes di Bogor dan Bekasi itu sepakat untuk menggaungkan dukungannya kepada Ganjar- Mahfud.
"Pak Ganjar itu menantu kiai, kiai dalam mencari menantu itu tidak sembarangan harus musyawarah dan istikharah. Sampai kemudian Pak Ganjar menjadi anggota DPR, kemudian gubernur dekat dengan ulama,” kata Buya Munawwir.
Sedangkan Mahfud, lanjut dia, adalah santri dan keluarga menantu-menantunya kiai. “Maka saya mengajak bahkan dari keluarga wali untuk mendukung Bapak Ganjar-Mahfud karena ini asli negara kita,” ujarnya.
Alasan lain yang tidak kalah pentingnya, kata dia, adalah soal usia. Mereka berdua saat ini ada pada usia emas, puncak kemampuan dan kematangan emosi, intelektual, serta spiritual pada usia 40 sampai 60 tahun.
“Nah itu usia Bapak Ganjar dan Bapak Mahfud MD. Kanjeng Nabi Muhammad kan juga diutus usia 40-60. Ada pelajaran penting di situ,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes As-Salafiyah Bekasi, KH Cep Mas'od menyampaikan dukungannya ke Ganjar-Mahfud dikarenakan keyakinannya akan kemajuan dunia pesantren.
Ia optimistis Ganjar-Mahfud mampu memberikan kontribusi terbaiknya untuk perkembangan dan kemajuan pesantren di Indonesia. Bukan hanya pesantren besar dan ternama saja, tetapi juga pesantren-pesantren kecil yang selama ini masih kurang diperhatikan.
“Di kalangan pesantren itu inginnya diperhatikan jangan seolah-olah dimarjinalkan seperti pendidikan yang lain. Pondok pesantren memohon supaya benar-benar diperhatikan karena memang kontribusinya besar terhadap negara ini,” katanya.