Home Gaya Hidup IDBYTE 2023: Peran Teknologi, Seni dan Fesyen untuk Pemberdayaan Perempuan

IDBYTE 2023: Peran Teknologi, Seni dan Fesyen untuk Pemberdayaan Perempuan

Jakarta, Gatra.com – Acara digital terkemuka di Indonesia, IDBYTE, diselenggarakan dua tahun sekali oleh Bubu.com, digital agency yang telah berdiri selama 27 tahun. Pada tahun ini, kembali dengan nama IDBYTE Art + Fashion 2023: Impact untuk membahas teknologi, seni, fesyen dan kolaborasi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan penuh untuk acara ini.

IDBYTE kali ini adalah pertama kalinya setelah pandemi Covid-19, merupakan penyelenggaraan ke enam kali dan menghadirkan beberapa hal baru dibanding sebelumnya. Selain conference, tahun ini, IDBYTE Art + Fashion 2023 juga menghadirkan pameran kolaborasi antara seniman muda dan fashion designer Indonesia.

“DNA IDBYTE adalah teknologi, kali ini tema kami adalah IDBYTE Art & Fashion 2023, di mana fashion berperan sebagai karya seni untuk mengekspresikan pemikiran. Kami juga berharap dapat meningkatkan kolaborasi yang dapat memberikan impact dalam bidang art dan fashion,” kata CEO & Founder dari Bubu.com dan penyelenggara IDBYTE, Shinta Dhanuwardoyo.

Bentuk IDBYTE Art + Fashion 2023 dalam mendukung keberlanjutan lingkungan adalah IDBYTE Art + Fashion 2023 menggunakan platform Carbon Share dalam menyeimbangkan jejak karbon, di mana para pembicara akan mendapatkan sertifikat dari Carbon Share untuk membantu menyeimbangkan emisi.

Sementara itu, bentuk kolaborasi art dan fashion yang merupakan bentuk ekspresi dari salah satu business unit Bubu.com, yaitu LabX, yang menciptakan kolaborasi antara Machine56, brand fashion asal Bandung, dengan #FR2, brand fashion ternama asal Jepang. Kolaborasi ini menghasilkan produk unik, yaitu rabbit helmet yang didesain oleh Rajaya Yogaswara, creative mind dibalik Machine56.

Karya kolaborasi ini ditampilkan kepada publik untuk pertama kalinya pada Art Installation IDBYTE di Pacific Place pada 16-22 Oktober 2023. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Art dan Fashion terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi; salah satu contohnya adalah digital art yang masih tergolong muda dibandingkan dengan medium seni lainnya.

“Pada IDBYTE tahun ini, tidak hanya teknologi, kolaborasi juga merupakan tema penting dalam ajang digital yang diselenggarakan oleh Bubu.com ini. Saya harap kedepannya rakyat Indonesia dapat terbuka dengan seberapa luasnya dunia art dan fashion serta kontribusi mereka pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” ucap Sandiaga Uno.

IDBYTE Art + Fashion 2023 kali ini membangun koneksi partisipan dengan para pembicara dan bukan hanya antar partisipan, dengan harapan hasil kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif.

“Saya menantikan diskusi bermakna di IDBYTE Art & Fashion 2023 tentang pentingnya kepemimpinan perempuan di industri seni dan mode. Saya bersemangat untuk berbagi pengalaman saya sebagai perempuan pendiri merek sepatu mewah di lingkungan yang didominasi laki-laki. Baru-baru ini, sebuah laporan muncul bahwa mayoritas direktur kreatif di grup perusahaan mewah tertentu semuanya adalah pria kulit putih,” ujar Founder Lilith NYC, pembicara IDBYTE, yang hadir dari Amerika, Sarah Sukumaran.

“Penting bagi rumah-rumah mewah untuk memberikan ruang dan memungkinkan perempuan dan orang kulit berwarna untuk memimpin merek-merek ini, terutama ketika perempuan dan POC mendorong tren seputar mode, budaya, dan seni,” Sarah Sukumaran menambahkan.

IDBYTE Art + Fashion 2023: Impact akan didahului oleh IDBYTE Art + Fashion, pameran karya seni yang berlangsung di Pacific Place pada 16 sampai 22 Oktober yang berfokus pada Seni, Fashion dan Teknologi akan membawakan karya-karya dari seniman ternama seperti Helmet berbentuk kelinci karya #FR2 (FXXKING RABBITS) x Machine56, instalasi seni grafiti karya Cyril Kongo, instalasi kain tenun karya Cita Tenun Indonesia, Oscar Lawalata karya Asha Smara Darra dan Redmiller Blood, jubah yang dikelola ulang hasil kolaborasi Diana Rikasari, bersama VamVam (Novan Cahaya) artis muda berbakat dari Yogyakarta.

Art + Fashion Conference sendiri sukses terselenggara pada 21 Oktober di The Glass House, Ritz Carlton Pacific Place Mall, Jakarta. Acara ini membawakan pembicara internasional seperti: Sarah Sukumaran, Former Product Director Nike dan Founder Lilith NYC, Ralph Simon, CEO Mobilium Global, Ryo Ishikawa, CEO #FR2 (Fxxking Rabbits), Rahfeal Gordon, Author dan Owner Madison + Park Agency, juga akan diakhiri dengan sesi networking dinner bersama para pembicara dan penggiat di bidang kesenian dan fashion.

“Kami mengharap masyarakat hadir, agar dapat menjadi bagian dari diskusi dan berkolaborasi,” pungkas Shinta.

155