Rafah, Gatra.com - Sejumlah pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan wilayah yang dilanda perang itu pada hari Rabu (1/11).
AFP, Rabu (1/11) melaporkan, penyeberangan Rafah ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Konvoi bantuan yang sangat dibutuhkan juga telah melintas antara Mesir dan Gaza, namun tidak ada orang yang diizinkan untuk menyeberang. Sekitar 400 orang asing dan warga negara ganda serta sekitar 90 orang yang sakit, dan terluka diperkirakan akan meninggalkan negara itu pada hari Rabu.
Sebuah sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Qatar sebelumnya memediasi perjanjian antara Mesir, Israel dan Hamas, melalui koordinasi dengan AS, untuk memungkinkan pergerakan pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah, keluar dari Gaza yang terkepung.
“Perjanjian tersebut akan memungkinkan pergerakan pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah melalui perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza, meskipun tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan Rafah akan tetap terbuka untuk evakuasi,” kata sumber tersebut.
Perjanjian tersebut tidak terkait dengan isu-isu lain yang sedang dinegosiasikan seperti sandera yang disandera oleh Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza, atau jeda yang dirancang untuk meringankan krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut yang menderita kekurangan makanan, air, bahan bakar dan medis. kata sumber itu.
Israel mengirim pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan besar Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober.
“Hamas telah mengatakan kepada mediator bahwa mereka akan segera membebaskan sekitar 200 atau lebih tawanan asing yang mereka tawan selama serangan terhadap Israel,” kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah video di aplikasi Telegram. Selasa.
Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah tawanan atau kewarganegaraan mereka.