Semarang, Gatra.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong penggunaan sistem digital untuk mempermudah transaksi semua jenis pelayanan di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Pihaknya akan menerapkan sistem pembayaran administrasi menggunakan QRIS di setiap pelayanan.
Mbak Ita - sapaan akrabnya mengatakan, pembayaran menggunanakan sistem QRIS sesuai intruksi Presiden dan pemenuhan indikator digitalisasi di Semarang.
“Ya kita akan mulai dari Pemkot Semarang. Kita berbicara setiap masyarakat, stakeholder diminta pakai QRIS dan digitalisasi. Tapi kalau kitanya sendiri tidak memulai, ya tidak bisa seperti itu. Maka, untuk mendorong digitalisasi sesuai Instruksi Presiden dan pemenuhan indikator digitalisasi di Kota Semarang, saya minta di semua tempat supaya menerapkan digitalisasi,” kata Mbak Ita saat penyerahan QRIS pedagang di kantin Lingkungan Balai Kota Semarang, Senin (30/10).
Selama ini dirinya telah berkeliling dan mengajak pedagang pasar tradisional dan PKL untuk memanfaatkan QRIS, sehingga pihaknya merasa perlu mengajak pedagang di lingkungan Balaikota untuk menggunakan QRIS.
Pemkot Semarang juga meminta pada Bagian Rumah Tangga Setda Kota Semarang selaku pengelola kantin agar para pedagang juga menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi.
Sementara saat ini, sejumlah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kota Semarang telah menerapkan pembayaran secara digital. Seperti pembayaran retribusi, parkir, dan transaksi lainnya.
Penggunaan transaksi digital melalui QRIS ini menurut mbak Ita akan memberikan beragam keuntungan, utamanya dalam kemudahan transaksi para konsumen. “Sekarang ini kan banyak milenial, baik ASN, non ASN dan tamu kan sering jajan di sini. Sehingga ini mendorong digitalisasi sesuai dengan instruksi Bapak Presiden,” terangnya.
Ajakan penggunaan sistem digitalisasi ini mendapatkan respon positif dari pedagang di lingkungan Balaikota Semarang.
Salah satu pedagang di kantin Balaikota Semarang, Ayu mengungkapkan, kenyamanannya dalam bertransaksi secara digital karena dapat mengantisipasi peredaran uang palsu.
“Ya ini bisa mengantisipasi adanya uang palsu ya. Serta memudahkan pembayaran karena kebanyakan anak-anak muda sekarang pun tidak pernah membawa uang tunai,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Avidan, mahasiswa Unissula yang menjadi salah satu pelanggan. Dirinya mengaku lebih nyaman bertransaksi secara digital. “Jadi lebih nyaman sekarang orang kan pakai digital, sekarang kan jarang ya bawa cash, kebanyakan pakai uang digital, jadi lebih gampang dan lebih praktis,” ujarnya.
Mbak Ita saat ini rutin mengkampanyekan pembayaran digital melalui QRIS, baik kepada pedagang pasar tradisional, pelajar, pelaku UMKM dan PKL hingga Pasar Pak Rahman yang rutin digelar secara roadshow di Kota Semarang.
Atas upayanya tersebut, mbak Ita bahkan sempat dinobatkan sebagai Bunda QRIS oleh Bank Indonesia pada April 2023 lalu. Dirinya memperoleh predikat tersebut karena dinilai memiliki komitmen dan secara konsisten mengenalkan akselerasi penggunaan QRIS kepada masyarakat, khususnya warga Kota Semarang, Jawa Tengah.