Solo, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo pada Senin (30/10). PLTSa Putri Cempo ini mulai beroperasi setelah pembangunan yang berlangsung selama delapan tahun.
Direktur Utama (Dirut) PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Elan Syuherlan mengatakan saat ini PLTSa Putri Cempo telah beroperasi secara penuh. Bahkan sudah ada Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan PLN.
”Akhirnya tahun ini bisa dioperasionalkan,” kata Elan saat ditemui di lokasi, Senin (30/10).
Sebagai informasi, PLTSa Putri Cempo mulai dibangun pada 2015 lalu. Namun selama pandemi, proyek terpaksa diberhentikan sementara selama hampir dua tahun dan kemudian dilanjutkan kembali pembangunannya.
Tiap harinya PLTSa Putri Cempo ini bisa memproduksi 8 megawatt. Sebanyak 5 megawatt dikirimkan ke Gardu Induk Palur, Karanganyar yang berjarak 6 kilometer dari PLTSa Putri Cempo. Sementara 3 megawatt lainnya dikonsumsi PLTSa Putri Cempo untuk kebutuhan operasional.
”Ya dihitung saja, kalau rata-rata tiap rumah tangga itu 900-1.300 watt, kalau 5 juta watt berarti bisa untuk berapa rumah tangga,” kata Elan.
Sayangnya, untuk operasional PLTSa Putri Cempo ini, tidak bisa mengolah secara penuh sampah di LPTSa Putri Cempo. Hanya sampah baru saja yang bisa diolah dengan metode gasifikasi ini.
”Kami perkirakan hanya 35 persen saja yang saat ini sudah terhitung. Sementara untuk sisanya kami akan mendatangkan dari daerah lain,” katanya.
Saat ini kebutuhan sampah mentah tiap harinya mencapai 545 ton. Sementara waktu kebutuhan sampah ini masih bisa dipenuhi dari Solo. Ke depannya, perlu mendatangkan sampah dari kota lain seperti di Solo Raya.
”Pemkot Solo sudah melakukan MoU dengan kabupaten lainnya di Solo Raya. Rencananya akan diberlakukan lima hingga tujuh tahun ke depan,” katanya.
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menambahkan, kerjasama dengan kabupaten sekitar ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sampah. Saat ini PLTSa memanfaatkan sampah yang ada.
”Kita menghabiskan gunungan sampah milik kita sendiri dulu, baru nanti mengambil dari luar,” katanya.
Menurutnya dengan PLTSa Putri Cempo ini beroperasi, bisa mengatasi persoalan sampah yang selama ini menjadi masalah di semua kota. Sebab PLTSa Putri Cempo ini bisa menjadi solusi bersama untuk mengatasi persoalan sampah.
”Bukan untuk kota Solo saja, tapi juga bisa menampung sampah luar kota, seperti halnya Jogja,” katanya.
Sebagai informasi Mega proyek PLTSa Putri Cempo ini masuk 17 program prioritas Gibran dan masuk janji politik saat kampanye Pilkada 2020 untuk dioperasikan. PLTSa ini merupakan masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Jokowi untuk menangani sampah di Indonesia yang ramah lingkungan.