Jakarta, Gatra.com - Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi besar di sektor maritim dan logistik. Di mana sebagian besar perdagangan global, mencakup komoditas seperti hasil pertanian, makanan, elektronik, dan kendaraan, mengandalkan perairan sebagai jalur utama pengiriman barang.
Head of People Operation Profesea, Ema Krisnaningtias menilai bahwa sektor ini seharusnya menjadi ladang pekerjaan yang melimpah. Namun kenyataannya berbeda.
Ia menyebut, menurut data Maritime Fairtrade, sekitar 12 juta pekerja profesional maritim dan 1,2 juta pelaut di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi hingga 12.5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di masa depan.
"Namun kondisi di lapangan kondisinya berbeda jauh. Rekrutmen di industri maritim dan logistik masih penuh dengan kendala yang menghambat potensi pertumbuhan," katanya di Jakarta, Minggu (29/10).
Ia menyebut, salah satu masalah utama adalah kesulitan dalam mencari informasi terkait lowongan pekerjaan dan persyaratan yang dibutuhkan. Banyak pencari kerja yang mengeluh tentang keterbatasan informasi mengenai peluang karier di sektor ini.
"Bakan survei internal menunjukkan bahwa lebih dari 80% responden merasa kesulitan menemukan lowongan pekerjaan maritim yang sesuai melalui platform pencarian kerja yang umum digunakan," ujarnya.
Hal ini, sambung Ema, mengurangi potensi pendapatan yang diperoleh para pekerja sekaligus mempersulit proses rekrutmen. Kondisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh industri maritim dan logistik di Indonesia. Solusi diperlukan untuk menyederhanakan dan mempercepat proses rekrutmen.
"Profesea berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dengan menyediakan platform rekrutmen yang transparan untuk pencari kerja dan perusahaan. Sehingga industri ini dapat tumbuh sesuai dengan potensinya," jelasnya.
Head of Business Growth Profesea, Bianca Miraprilia juga mengatakan hal senada. Menurutnya, proses rekrutmen di sektor maritim dan logistik seringkali rumit dan memakan waktu lama.
"Kendala lainnya, adalah keterbatasan kandidat yang cocok dengan persyaratan pekerjaan yang spesifik di industri ini. Hal ini membuat banyak pencari kerja yang memiliki potensi tidak dapat meraih peluang karier yang seharusnya dapat mereka capai," ucap Bianca dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, masalah ketergantungan terhadap broker dalam mencari pekerjaan maritim juga merupakan hambatan besar. Broker seringkali memanfaatkan para pencari kerja dan mengenakan biaya tinggi untuk layanan mereka.