Jakarta, Gatra.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan total pendapatan usaha yang akan didapatkan sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86% menjadi Rp1,45 triliun di tahun 2024 mendatang.
Direktur Utama BEI Iman Rachman Mengatakan, target tersebut telah tertuang dalam Rancangan Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024 yang telah disetujui oleh pemegang saham. Adapun, rencana kerja yang akan dilakukan BEI tersebut serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, tetap cautiously optimistic dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada tahun 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.
“Pelaksanaan rencana kerja tahun 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity,” kata Iman dalam keterangan resmi pada Jumat (27/10).
Selain membidik pendapatan usaha, BEI juga menargetkan Biaya Usaha pada 2024 naik Rp114,41 miliar atau 9,61% menjadi Rp1,31 triliun. Lalu, Laba Sebelum Pajak menjadi Rp316,44 miliar. Setelah dikurangi Estimasi Beban Pajak sebesar Rp57,0 miliar, maka perolehan Laba Bersih BEI pada tahun 2024 adalah sebesar Rp259,44 miliar.
Kemudian, total Aset BEI pada tahun mendatang juga diproyeksi naik sebesar Rp6,56 triliun atau naik 6,52% dari RKAT 2023. Saldo akhir Kas dan Setara Kas (termasuk investasi jangka pendek) pada tahun 2024 diproyeksi akan mencapai Rp3,12 triliun.
Iman menjelaskan, secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan untuk terus melaksanakan pengembangan integritas pasar serta meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru.
“BEI juga terus berupaya memberikan layanan produk dan jasa kebursaan secara optimal kepada stakeholders melalui optimalisasi infrastruktur perdagangan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan,” pungkasnya.