Jakarta, Gatra.com - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menyinggung sikap salah satu partai yang menyerukan anti korupsi, tapi di saat yang sama, mereka justru mendeklarasikan dukungan kepada dinasti politik.
Ray Rangkuti sama sekali tidak menyebut atau memberi inisial partai mana yang dimaksudnya.
"Saya agak bingung. Ada kan partai yang menyebut dirinya partai anak muda dengan konsepnya adalah gerakan anti korupsi, tetapi mendukung dinasti, bagi saya tuh aneh," ucap Ray Rangkuti dalam acara "Diskusi Anak Tebet: Putusan MK No 90/PUU-XXI/ Problematik atau Aksesibilitas Politik Bagi Kaum Muda" di Cafe Oktaf Coffee, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/10).
Pengamat politik ini mengatakan, anti korupsi dan dinasti politik merupakan hal yang bertolak belakang, sehingga tidak bisa digunakan dalam satu kesempatan atau badan yang sama.
"Sebab, salah satu dasar dari tindak pidana korupsi itu (adalah) dinasti. Kalau Anda membiarkan dinasti, pada dasarnya, Anda membiarkan timbulnya korupsi," jelas Ray.
Ia berpendapat, jika seseorang atau satu kelompok menyerukan atau bahkan menggunakan "tolak korupsi" sebagai jargon, seharusnya, pihak tersebut juga sekaligus menolak dinasti politik.
"Karena, dinasti (politik) itu jelas-jelas itu punya bukti hitam menjadi salah satu sebab munculnya tindak pidana korupsi," ucap Ray lagi.
Pengamat politik ini mengatakan, Indonesia punya sejarah yang memperlihatkan betapa buruknya efek dari dinasti politik. Salah satu yang paling mudah dilihat adalah maraknya kasus korupsi yang pelakunya merupakan satu keluarga, yang memegang struktur jabatan di satu daerah secara menyeluruh.