Home Politik Pengamat Ray Rangkuti: Kalau Gibran Gentle, Dia yang Mundur, Bukan Nunggu Dipecat PDIP

Pengamat Ray Rangkuti: Kalau Gibran Gentle, Dia yang Mundur, Bukan Nunggu Dipecat PDIP

Jakarta, Gatra.com - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, sudah sepantasnya Gibran Rakabuming Raka yang menyatakan mundur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), bukan menunggu untuk dipecat.

Sejak putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini resmi maju sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, baik Gibran maupun para petinggi PDIP terkesan saling lempar tanggung jawab untuk menjelaskan status keanggotaan Gibran dalam partai yang dahulu mengusungnya sebagai Walikota Solo.

"Kalau Gibran gentle sih sebetulnya dia mundur. Kan dia yang memilih dia keluar dari PDIP kan, dicalonkan pihak lain," ucap pengamat politik Ray Rangkuti usai acara "Diskusi Anak Tebet: Putusan MK No 90/PUU-XXI/ Problematik atau Aksesibilitas Politik Bagi Kaum Muda" di Cafe Oktaf Coffee, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/10).

Ray mengatakan, sebelum Gibran menerima pinangan dari Prabowo Subianto, Walikota Solo ini tidak pernah menyuarakan atau menunjukkan sikap penolakan terhadap keputusan politik PDIP. Gibran bahkan pernah membuat video yang mengajak masyarakat untuk mendukung Ganjar Pranowo. Video ini ditayangkan dalam media sosial PDIP sekitar akhir Agustus 2023.

Ray mengatakan, PDIP justru akan dirugikan jika partai yang mengambil inisiatif dengan memecat anak presiden ini.

"Ujung-ujungnya, PDIP lagi yang harus tanggung kerugian elektoral gara-gara tindakannya. Sebab, kalau nanti PDIP yang keluarkan pemecatan, kan PDIP yang kena bully masyarakat," kata Ray.

Pengamat politik ini pun sempat menitip pesan kepada Gibran agar ia mengambil alih situasi dan menggunakan kesempatan ini untuk membuktikan diri sebagai calon pemimpin. Ray menegaskan, semua keputusan yang diambil punya risiko dan untuk Gibran yang memilih maju ke Pilpres 2024 melalui pinangan dari partai politik lain, risiko yang harus ditanggungnya saat ini adalah menyatakan mundur dari PDIP.

"Ya, itulah etiknya. Jangan sampai, kamu udah tinggalkan, masih dilempar lagi masalahnya ke pihak yang lain. Kan bener-bener menurut saya gak ada empatinya sama sekali," tutup Ray Rangkuti.

127