Jakarta, Gatra.com - Ketua Misi Pencari Fakta Independen tentang Myanmar, Marzuki Darusman menyampaikan adanya kemungkinan Indonesia terlibat secara tidak langsung dalam perang Ukraina dengan Rusia. Keterlibatan ini berkaitan dengan dugaan tiga BUMN Indonesia yang disebutkan melakukan transaksi perdagangan persenjataan dengan Junta Myanmar.
Marzuki mengatakan, dugaan ini bisa ditemukan dalam situs militer Ukraina, Militarnyi. Berdasarkan penelusuran Gatra pada website yang beralamat mil.in.ua, Rusia dikabarkan menerima amunisi dari Myanmar pada bulan Juli 2023 berupa mortir ukuran 120mm. Dalam Militarnyi disebutkan, seluruh pemarkah sudah dihapus, tapi pihak mereka bisa mengidentifikasi asal mortir ini dari bentuk sirip yang spesifik dan sisa-sisa pemarkah yang ada.
"Itu berarti, Myanmar diringankan untuk tidak memproduksi senjata lainnya yang dia peroleh dari transaksi dengan PINDAD, misalnya. Jadi, kita terlibat di Myanmar, terlibat di Ukraina," ucap Marzuki Darusman usai pertemuan dengan para komisioner Komnas HAM di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (23/10).
Keterlibatan tiga BUMN, yaitu PT PINDAD, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Junta Myanmar memang masih sebatas dugaan, tapi Marzuki mengatakan, bukti-bukti keterkaitan keduanya cukup banyak dan bisa diakses oleh publik.
"Kami juga menemukan bukti-bukti baru. Misalkan, pameran mini di tanggal 1-3 Agustus yang sudah kami masukkan juga tadi," ucap salah satu kuasa hukum Themis Indonesia, Ibnu Syamsu Hidayat.
Berdasarkan penelusuran Gatra pada website resmi PT PINDAD, ditemukan agenda yang disebutkan oleh Ibnu. Pada tanggal 1-3 Agustus, telah dilaksanakan acara mini exhibition ASEAN Defence Senior Official's Meeting (ADSOM). Acara ini dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta dan sempat dihadiri oleh Sekjen Kemhan RI, Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto.
Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto pun terlihat menghadiri acara ini pada agenda hari ke-2. Pameran mini ini dihadiri oleh 10 delegasi dari negara ASEAN, Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta 8 negara mitra wicara meliputi Amerika Serikat, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Rusia.
Dilansir dari pindad.com, PT PINDAD menampilkan SS2 V5 A1, SS2 V4 A1, SS2 V4 HB, PM3, SS Blackout, AM 1, dan mock up munisi berbagai kaliber. Berdasarkan penelusuran singkat, produk-produk ini merupakan berbagai seri senjata tembak. Misalnya, SS2 V5 A1 yang dideskripsikan sebagai senjata serbu untuk mobilisasi dalam berbagai operasi, terutama medan tempur dalam kota.