Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa ekonomi syariah dan industri halal telah dipandang sebagai sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru. Tidak hanya di tingkat domestik, namun juga di tingkat global.
"Hal itu tak lepas dari potensi pasar halal yang sangat besar," katanya dalam acara Indonesia Halal Industry Awards 2023 di Jakarta, Senin (23/10).
Berdasarkan data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk muslim di dunia pada tahun 2020 mencapai 1,9 milyar jiwa. Diperkirakan, jumlahnya akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 milyar jiwa atau 26,5% dari total populasi dunia di tahun 2030.
"Peningkatan angka tersebut tentu akan dibarengi oleh semakin meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa halal," ujarnya.
Berdasarkan Indonesia Halal Markets Report 2021-2022 yang disampaikan oleh Bank Indonesia (BI), pada tahun 2020, Indonesia mengekspor total US$46,7 miliar produk halal dari produk makanan, fesyen, farmasi, dan kosmetik secara global. Adapun impor produk halal tahun 2020 senilai US$14,5 miliar.
"Sehingga secara agregat Indonesia dapat dikategorikan sebagai net exporter produk halal," jelas Agus.
Pada tahun 2021 tercatat ekspor Indonesia sebesar US$48,3 miliar. Sedangkan di tahun 2022 nilai ekspornya mencapai US$53,8 miliar.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mencapai pertumbuhan produk industri halal, Kemenperin telah memberikan apresiasi kepada para Pemangku Kepentingan Industri Halal sejak tahun 2021 lalu. Apresiasi ini diwujudkan dalam bentuk penghargaan di ajang Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) yang di tahun ini merupakan ketiga kalinya digelar.
"Untuk mencapai pertumbuhan produk industri halal seperti yang diharapkan maka diperlukan kolaborasi dan sinergi yang kuat di antara semua pemangku kepentingan," jelasnya.
Diharapkan, upaya ini mampu menciptakan ekosistem pendukung pertumbuhan industri halal nasional. Sehingga mampu meraih peningkatan produksi dan penjualan produk halal secara domestik maupun global.
Berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2022, Indonesia menempati urutan kedua pada sektor makanan halal setelah sebelumnya berada di peringkat keempat tahun 2021.
Pada sektor fesyen, Indonesia tetap berada pada peringkat ketiga sepanjang tahun 2021-2022. Sedangkan pada sektor farmasi, Indonesia mengalami penurunan di mana pada tahun 2021 berada pada peringkat enam menjadi peringkat kesembilan di tahun 2022.
"Namun bila dilihat secara keseluruhan indikator ekonomi syariah Indonesia tetap menduduki peringkat keempat dunia selama tahun 2021-2022," ucapnya.