Cimahi, Gatra.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr (H. C.) dr. Hasto Wardoyo, SP.OG (K), memasang alat kontrasepsi jenis implan kepada salah satu pasien di Klinik FTKP Siliwangi, Cimahi, Jawa Barat (Jabar), Senin (23/10).
Pemasangan alat kontrasepsi tersebut merupakan rangkaian peringatan Puncak Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day (WCD) Tahun 2023 bertajuk “Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting” yang dipusatkan di Lapangan Rajawali, Cimahi, Jabar, dan dihelat secara hybrid.
Sebelum memasangkan alat kontrasepsi tersebut, Hasto sempat menanyakan beberapa hal untuk mendapatan informasi kondisi pasien, termasuk soal alat kontrasepsi yang pernah digunakan sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Klinik FTKP Siliwangi, drg. Lakskawina, dalam sambutannya pada acara yang dihadiri Hasto Wardoyo beserta jajaran dan Ketua Umum (Ketum) Persit Kartia Chandra Kirana (KCK), Rahma Setyaningsih, menjelaskan, Klinik FTKP Siliwangi merupakan binaan Kesdam Siliwangi.
“Kami melayani kesehatan, layanan rencana lengkap mulai dari layanan Poli Umum, Poli Gigi, Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Farmasi, dan Laboratorium,” katanya.
Khusus untuk Poli KIA, lanjut Lakskawina,? mempunyai beberapa layanan, yakni Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil, persalinan normal dalam 24 jam, serta pemeriksaan bayi dan balita.
“Alhamdulillah untuk pelayanan kami, terutama metode MKJP, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, yaitu implan dan IUD selama ini pelayanan KB kami didukung BKKBN Cimahi dan BKKBN Jawa Barat. Alhamdulillah untuk sarana dan prasarana didukung dengan baik,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, Klinik FTKP Siliwangi selalu dilibatkan dalam kegiatan safari KB, baik oleh BKKBN Kota Cimahi mapun BKKBN Provinsi Jawa Barat.
“Semoga sinergitas antara BKKBN dan TNI dapat berjalan erat dan insyallah kami Klini Siliwangi siap untuk senantiasa menyukseskan program BKKBN khususnya dan pemerintah pada umumnya,” kata dia.
Selain itu, lanjut Lakskawina, FTKP Siliwangi juga siap menyukseskan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2023 yang acara puncaknya dihelat pada hari ini. “Terus maju untuk Indonesia maju, berancana itu keren, dan bersama rakyat itu kuat,” tandasnya.
Dalam acara ini, sebanyak 20 perempuan mendaftar untuk memasang alat kontrasepsi di Klinik FTKP Siliwangi, masing-masing 10 IUD dan 10 implan.
Implan dan IUD
Sementara itu, Siti Sugiarti (21 tahun), warga Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, mengatakan, akan memasang KB jenis implan. Ibu dari dua anak ini sebelumnya menggunakan KB suntik.
“[Pilih implan] ya biar lebih anteng saja, enggak harus tiap bulan, kan kalau ini mah implan, tahunan,” katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya memakai KB suntik selama dua tahun. Pertiga bulan ia harus kembali disuntik KB. Menurutnya, alat kontrasepsi ini aman, namun membuat gendut.
“Kalau gendut teh engap. Semoga implan enggak. Pilih implan kayaknya gampang, dimasukin di tangan. Kalau IUD itu dimasukin ke rahim,” ujarnya.
Meski terkesan gampang, Siti Sugiarti yang bekerja di konfeksi ini, mengungkapkan, tangan yang dipasang implan tidak boleh mengangkat yang berat-berat sesuai jangka waktu alat kontrasepsi itu, yakni 3-4 tahun. “[Saya] pilih yang tiga tahun,” ucapnya.
Sedangkan Siti Yuniarti (30 tahun), warga Baros, Cimahi Tengah, mengatakan, akan dipasang KB jenis IUD yang sebelumnya sempat digunakan. Sebelunya menggunakan IUD, namun kembali dibuka karena seperti enggak cocok.
“Sekarang mau coba lagi. Sama kayak yang dulu IUD. Itu ada 5 dan 8 tahun,” katanya.
Ia menjelaskan, setelah hamil dan melahirkan anak pertama, kemudian pasang IUD. Namun pendarahan, sehingga dilepakan. Setelah itu menggunakan KB suntik.
“Sekarang enggak mau pakai suntik lagi, enggak enak ke badan. Pakai IUD lagi, semoga tidak pendarahan. Anak dua, dua saja sudah cukup,” katanya.