Siak, Gatra.com - Bertempat di bawah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL), sedang digelar Festival Pekan Budaya Siak 2023. Acara yang baru pertama kali diselenggarakan ini, berlangsung selama dua hari, 20-22 Oktober 2023.
Acara yang mengambil konsep suasana zaman dulu ini, diikuti 30 paguyuban yang tergabung dalam Forum Kebangsaan Kabupaten Siak, komunitas dan sanggar seni di Kabupaten Siak.
"Tujuan acara ini untuk mengembangkan dan melestarikan budaya tradisional di Siak yang beraneka ragam. Namun dilakukan secara terarah dan komprehensif bagi para penggiat seni tradisional di Kabupaten Siak. Kegiatan ini juga bagian dari investasi dan dokumentasi budaya Siak agar lebih dikenal masyarakat," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak, Mahadar kepada Gatra.com, Ahad (22/10).
Bupati Siak Alfedri mengaku kegiatan pekan budaya ini penuh kreasi lantaran digelar di hutan kota di bawah jembatan TASL. "Acaranya sangat indah, keren dan penuh kreasi. Kami apresiasi kegiatan ini," kata Alfedri.
Alfedri menambahkan, pekan budaya ini juga masih dalam rangka memeriahkan HUT Siak ke-24 tahun 2023.
"Kita memang merancang Kalender Event Wisata Tahun 2023, dipadatkan pada bulan Oktober dan Desember. Ini bertujuan untuk menyongsong dan menyambut HUT Siak ke - 25 tahun 2024, atau disebut dengan Road To Siak Silver Anniversary," terangnya.
Dengan adanya pekan budaya ini, diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan kebudayaan di daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan.
"Artinya, pemerintah, komunitas dan seluruh masyarakat berkewajiban melakukan kemajuan lebudayaan, yang dimulai dari perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan kebudayaan," kata Alfedri.
Tidak hanya itu, Pemkab Siak juga telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Budaya Melayu. Perda tersebut mengatur pemakaian bahasa melayu di hari Kamis dan Jumat. Khusus Jumat, Pemkab Siak juga mewajibkan para ASN, P3K dan honorer mengunakan baju melayu lengkap.
"Ini semua sesuai dengan visi jangka panjang pemerintah daerah, yakni menjadi pusat budaya melayu di Indonesia dengan tagline Siak The Truly Malay. Untuk mewujudkan hal tersebut, diharapkan seluruh komponen masyarakat, komunitas, penggiat seni budaya, bergandengan memajukan kebudayaan melayu," pungkasnya.