Home Internasional Alasan Kemanusiaan, Hamas Bebaskan Dua Sandera Amerika

Alasan Kemanusiaan, Hamas Bebaskan Dua Sandera Amerika

Gaza, Gatra.com -  Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida mengatakan bahwa kelompok nya telah membebaskan dua sandera Amerika – seorang ibu dan putrinya – dengan alasan kemanusiaan. 

Reuters melaporkan, Jumat (20/10), menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tentara dan pasukan keamanan Israel menerima para sandera yakni Judith dan Natalie Raanan di perbatasan Gaza dan mereka sedang dalam perjalanan ke pangkalan militer di Israel tengah, untuk bertemu dengan anggota keluarga mereka.

“Sebuah tim dari Kedutaan Besar AS di Israel akan segera menemui dua orang Amerika yang dibebaskan oleh Hamas,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Dia mengatakan masih ada 10 orang Amerika yang belum ditemukan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

“Kami tahu beberapa dari mereka disandera oleh Hamas,” kata Blinken dalam pengarahan kepada wartawan.

Semua sandera, kata Blinken pada konferensi pers, harus segera dibebaskan dan tanpa syarat.

Media Israel sebelumnya mengatakan Hamas menyerahkan ibu dan putrinya kepada Komite Palang Merah Internasional.

Israel menanggapi krisis penyanderaan dan amukan kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel, dengan menggempur Gaza dengan serangan udara, menewaskan lebih dari 4.000 orang, dan mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan para sandera sekaligus memusnahkan Hamas.

Baca Juga: Korban Tewas di Gaza Meningkat 4.218 Orang, Lebih 13.400 Lainnya Terluka

Mereka mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perimeter daerah kantong tersebut untuk melakukan invasi darat, dan menyerukan warga Palestina untuk mengevakuasi bagian utara Gaza, yang menurut mereka merupakan tempat persembunyian Hamas.

Israel juga mengatakan bahwa blokade penuh terhadap wilayah kantong tersebut tidak akan berakhir, kecuali para sandera Israel dibebaskan.

Hamas mengatakan mereka menyandera 200 orang dan 50 lainnya ditahan oleh kelompok bersenjata lain di daerah kantong tersebut. Dikatakan lebih dari 20 sandera tewas akibat serangan udara Israel, namun belum memberikan rincian lebih lanjut.

Mereka yang ditahan termasuk perempuan, anak-anak, orang tua dan orang-orang dari negara lain yang berupaya membebaskan mereka, bersama dengan beberapa tentara Israel.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada 16 Oktober bahwa warga non-Israel yang diculik adalah “tamu” yang akan dibebaskan, jika keadaan di lapangan memungkinkan.

Hamas telah menyarankan agar para sandera dapat ditukar dengan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, namun Israel kemungkinan besar tidak akan menyetujui hal tersebut karena mereka sedang dalam kondisi perang.

Pernyataan Amerika Serikat

Presiden Joe Biden mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat telah mengamankan pembebasan dua orang Amerika yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas, pada hari Jumat.

“Sesama warga negara kita telah mengalami cobaan berat selama 14 hari terakhir ini, dan saya sangat gembira bahwa mereka akan segera berkumpul kembali dengan keluarga mereka, yang didera ketakutan,” kata Presiden AS.

Baca Juga: Pesawat Israel Terus Membombardir Jalur Gaza, Puluhan Orang Tewas dan Terluka

Biden juga berterima kasih kepada Qatar dan Israel atas kemitraan mereka dalam menjamin pembebasan keduanya.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah Qatar dan pemerintah Israel atas kemitraan mereka dalam pekerjaan ini. Jill dan saya telah menyimpan erat di hati kami semua keluarga orang Amerika yang belum ditemukan,” katanya.

“Sebagai presiden, saya tidak mempunyai prioritas lebih tinggi daripada keselamatan warga Amerika yang disandera di seluruh dunia,” tambah Biden.

KTT GCC dan ASEAN

Para pemimpin KTT juga menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan, pasokan bantuan, dan kebutuhan serta layanan penting lainnya yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Arabnews, Jumat (20/10) melaporkan, dalam pernyataannya, para pemimpin mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk melindungi warga sipil, menahan diri untuk tidak menjadikan mereka sasaran, dan mematuhi hukum humaniter internasional, khususnya prinsip-prinsip dan ketentuan Konvensi Jenewa mengenai Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang.

Pernyataan tersebut menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap para sandera dan tahanan sipil, terutama perempuan, anak-anak, orang sakit dan orang tua, dan mendesak semua pihak untuk berupaya mencapai solusi damai terhadap konflik tersebut.

Para pemimpin kedua blok regional juga menyatakan dukungan mereka untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah, dan menyelesaikan konflik antara Israel dan negara tetangganya sesuai dengan hukum internasional.

Para pemimpin kawasan juga menyepakati Kerangka Kerja Sama 2024-2028 , yang bertujuan untuk lebih memperkuat kemitraan dan kerja sama guna mewujudkan potensi tumbuhnya kerja sama kedua belah pihak.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sebelumnya menegaskan kembali dukungan Kerajaan terhadap upaya mencapai solusi yang adil, bagi perjuangan Palestina dalam pidato pembukaannya di KTT tersebut.

Putra mahkota juga mengatakan bahwa dia 'sedih' dengan meningkatnya kekerasan di Gaza, yang harus ditanggung oleh orang-orang yang tidak bersalah, dan dengan tegas menolak penargetan warga sipil.

Presiden Indonesia Joko Widodo, yang memimpin 10 negara ASEAN tahun ini, dalam pernyataan pembukaannya juga menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza sesuai dengan hukum internasional.

Putra Mahkota Mohammed juga mengatakan bahwa Arab Saudi berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN di semua bidang.

Meskipun kedua organisasi menjalin hubungan pada tahun 1990, pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan puncak perdananya dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja sama antar blok regional.

GCC terdiri dari Arab Saudi, Oman, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan UEA, sedangkan blok ASEAN terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina.

Nilai perdagangan antar negara ASEAN saat ini mencapai lebih dari US$110 miliar.

160