Jakarta, Gatra.com – Ketua DPC Peradi Kota Bandung terpilih periode 2023–2028, Mohamad Ali Nurdin, mengatakan, siap menjadikan advokat sejajar dengan aparat penegak hukum (APH) lainnya, yakni polisi, jaksa, dan hakim.
“Kita saling membutuhkan satu sama lain, jadi kedudukannya pun harus sejajar. Tidak boleh ada satu pihak yang merasa lebih tinggi dari lainnya,” kata Ali dalam keterangan pers, Jumat (20/10).
Ali menyampaikan, itu merupakan salah satu visi misinya dalam pemilihan ketua DPC Peradi Kota Bandung dalam Musyawarah Cabang (Muscab) yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Selain itu, Ali dan jajarannya akan menyediakan kantor virtual (virtual office) secara gratis bagi advokat-advokat muda yang mungkin belum memiliki kantor, sehingga bisa memberikan rasa percaya diri dalam memberikan pelayanan hukum kepada kliennya.
“Kita akan realisasikan berbagai program lainnya. Intinya, kita semua guyub dan bersama-sama membangun Peradi yang tentu muaranya mengangkat harkat dan derajat advokat,” katanya.
Ali mengajak seluruh advokat DPC Peradi Kota Bandung untuk kembali guyub demi memajukan advokat setelah pemilihan ketua dalam Muscab. Dalam pemilhan tersebut, Ali mengungguli saingannya, Jutek Bongso, dengan meraih 526 dari 902 suara.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur Muscab DPC Peradi Bandung bisa berjalan aman, kondusif, dan demokratis. Sampai akhir Muscab, semua berjalan dengan baik, tanpa ada rintangan,” katanya.
Ali juga mengapresiasi panitia, baik organizing committee (OC) maupun sterring committee (SC) yang telah bekerja keras menyukseskan perhelatan akbar lima tahun sekali itu.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pengurus DPC Peradi Kota Bandung sebelumnya yang juga berjuang untuk menyukseskan Muscab dan memilih ketua DPC baru.
“Juga kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradi yang diketuai oleh Prof. Otto Hasibuan yang telah mendukung suksesnya Muscab,” ujarnya.
Bagi Ali, kontestasi itu hanya ada di arena Muscab. Setelah keluar dari tempat itu, semua advokat Kota Bandung harus kembali guyub dan bersahabat. Seperti yang ditunjukkan oleh Calon Ketua Jutek Bongso dan Sekretaris Timses-nya Willard Malau, yang langsung memberi ucapan selamat kepada Ali Nurdin usai dipastikan menang telak.
“Jangan lagi ada kubu-kubuan, tapi kita kembali bersatu membangun Peradi Bandung yang lebih hebat lagi,” Ali menyerukan.
Ali mengatakan, menjadi Ketua DPC Peradi Bandung adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan dan kerja keras. Ia terbuka dan siap merangkul advokat-advokat yang punya potensi untuk duduk dalam kepengurusan yang akan segera ia bentuk.
“Visi besar kita adalah bagaimana menciptakan single bar (wadah tunggal) sesuai amanat UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Semua advokat yang berasal dari organisasi advokat (OA) pendiri Peradi boleh ambil bagian dalam kepengurusan nanti,” kata pria kandidat doktor Ilmu Hukum ini.
Sementara itu, advokat senior Henry Yosodiningrat berpesan, kontestasi telah usai, jangan terus larut dalam euforia kemenangan. "Sekarang saatnya untuk bekerja dan mendaratkan program-program kepada seluruh anggota tanpa terkecuali,” katanya.
Salah satu pendiri Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) ini juga meminta Ali Nurdin bisa merangkul semua pihak. "Harusnya kalau sudah sama-sama di Peradi, maka jangan lagi bawa-bawa OA asal. Karena itu bisa mengganggu pengabdian dan menurunkan loyalitas kepada Peradi, yang menurut UU 18/2003 adalah wadah tunggal para advokat,” katanya.
Henry menyerukan semua pihak untuk menyudahi 'pertarungan' dan mengakui bahwa sudah ada pihak yang menang. "Jangan ada perasaan dan pikiran negatif. Dukung pihak yang menang dan kritisi dalam perjalanannya bila mungkin ada yang kurang pas,” katanya.
Ia juga meminta Ali Nurdin harus terbuka menerima masukan, saran, dan kritik dari luar. Jangan jadi eksklusif, tapi harus tetap inklusif karena pada dasarnya berorganisasi itu adalah pengabdian dan berburu rahmat Allah SWT.
Henry juga mengapresiasi para advokat di Kota Bandung yang telah menunjukkan kedewasaan dalam berorganisasi. Itu terbukti dari pelaksanaan Muscab yang berlangsung dengan aman dan damai.
“Ini patut dicontoh. Tidak ada gontok-gontokkan, tapi semua pihak berjalan pada koridor yang semestinya. Kalau kondusif terus seperti ini, rasanya single bar akan semakin cepat terjadi,” katanya.