Gaza, Gatra.com - Pasca agresi dahsyat Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi sedikitnya 3.866 orang. Mayoritas dari mereka adalah warga sipil, termasuk anak-anak, dengan 13.400 orang terluka.
Kementerian Kesehatan mengatakan dalam pembaruan sore ini, dikutip Wafa Palestina, Jumat (20/10).
Kementerian mengatakan dalam pernyataan singkat bahwa jumlah kematian di Jalur Gaza telah mencapai 4.137 orang, sementara jumlah kematian di Tepi Barat juga melonjak menjadi 81 orang. Sementara itu, lebih dari 12.000 orang terluka di Gaza dan 1.400 lainnya di Tepi Barat. .
Agresi Israel yang sedang berlangsung telah menimbulkan penderitaan yang sangat besar bagi penduduk Palestina khususnya di Jalur Gaza, dengan korban jiwa, terutama di kalangan anak-anak yang tidak bersalah dan petugas kesehatan, yang terus bertambah setiap saat.
Pertemuan KTT GCC-ASEAN
Para pemimpin negara-negara teluk (GCC) dan negara-negara dalam kelompok ASEAN menyuarakan “keprihatinan besar” atas meningkatnya kekerasan di Gaza, dan mengutuk semua serangan terhadap warga sipil.
Para pemimpin KTT juga menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan, pasokan bantuan, dan kebutuhan serta layanan penting lainnya yang sangat dibutuhkan ke Gaza.
Baca Juga: Pesawat Israel Terus Membombardir Jalur Gaza, Puluhan Orang Tewas dan Terluka
Arabnews, Jumat (20/10) melaporkan, dalam pernyataannya, para pemimpin mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk melindungi warga sipil, menahan diri untuk tidak menjadikan mereka sasaran, dan mematuhi hukum humaniter internasional, khususnya prinsip-prinsip dan ketentuan Konvensi Jenewa mengenai Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang.
Pernyataan tersebut menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap para sandera dan tahanan sipil, terutama perempuan, anak-anak, orang sakit dan orang tua, dan mendesak semua pihak untuk berupaya mencapai solusi damai terhadap konflik tersebut.
Para pemimpin kedua blok regional juga menyatakan dukungan mereka untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah, dan menyelesaikan konflik antara Israel dan negara tetangganya sesuai dengan hukum internasional.
Para pemimpin kawasan juga menyepakati Kerangka Kerja Sama 2024-2028 , yang bertujuan untuk lebih memperkuat kemitraan dan kerja sama guna mewujudkan potensi tumbuhnya kerja sama kedua belah pihak.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sebelumnya menegaskan kembali dukungan Kerajaan terhadap upaya mencapai solusi yang adil, bagi perjuangan Palestina dalam pidato pembukaannya di KTT tersebut.
Putra mahkota juga mengatakan bahwa dia 'sedih' dengan meningkatnya kekerasan di Gaza, yang harus ditanggung oleh orang-orang yang tidak bersalah, dan dengan tegas menolak penargetan warga sipil.
Presiden Indonesia Joko Widodo, yang memimpin 10 negara ASEAN tahun ini, dalam pernyataan pembukaannya juga menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza sesuai dengan hukum internasional.
Baca Juga: Mesir Perbaiki Jalan di Perbatasan Rafah Jelang Pengiriman Bantuan ke Gaza
Putra Mahkota Mohammed juga mengatakan bahwa Arab Saudi berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN di semua bidang.
Meskipun kedua organisasi menjalin hubungan pada tahun 1990, pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan puncak perdananya dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja sama antar blok regional.
GCC terdiri dari Arab Saudi, Oman, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan UEA, sedangkan blok ASEAN terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina.
Nilai perdagangan antar negara ASEAN saat ini mencapai lebih dari $110 miliar.