Jakarta, Gatra.com - Dewan Pengurus Nasional Tim 8, Relawan Jokowi Bergerak Bersama Prabowo (DPN Tim 8-RJBBP) sowan kepada Raja, pemangku adat, pendeta, dan para tokoh masyarakat di Provinsi Bali untuk meminta doa restu dan pamit kepada para tokoh tersebut. Hal itu berkaitan untuk memperluas struktur organisasi relawan Prabowo Subianto di pulau dewata tersebut.
"Tujuan kami ke Bali untuk membangun kekuatan relawan Prabowo Subianto. Tentu sebelum itu kami kulo nuwun (pamitan) dan minta doa restu dulu ke raja, pemangku adat, pemuka agama dan para tokoh masyarakat di pulau dewata ini,” kata Sekretaris Umum TIM 8, Akhrom Saleh, Jumat (20/10).
Selain meminta izin, pun TIM 8 menyerap aspirasi dari para stakeholder tersebut. "Kami enggak cuma minta izin dan pamitan. Sekaligus menyerap aspirasi dari para stakeholder (masyarakat dan para tokoh masyarakat) seperti yang saya sampaikan tadi dari para raja, pemuka agama, pemangku adat sampai masyarakat biasa,” tegas pria yang akrab disapa Doni ini.
Misalnya lanjut loyalis Presiden Jokowi itu, adanya kesenjangan sosial-ekonomi, antara Bali Utara dan Bali Selatan. "Salah satu yang banyak kami serap persoalan kesenjangan sosial ekonomi, antara Bali Utara dan Bali Selatan. Gara-gara enggak terealisasinya pembangunan bandara Internasional di Bali Utara. Padahal kalau terbangun, ekonomi jadi merata di Bali. Singkatnya, Sila Kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud, khususnya di Bali Utara," ungkap Akhrom.
Sementara itu, Bendahara Umum TIM 8, Hariyanto Syah Putra menambahkan, ia dan rekannya tersebut juga menemukan kekecewaan mayoritas masyarakat Bali terkait adanya penolakan Piala Dunia U20-2023 di Indonesia beberapa waktu yang lalu.
“Kami pun mendengarkan secara langsung kekecewaan masyarakat di Bali mengenai adanya dua kepala daerah yang menolak piala dunia U20 tahun 2023. Mestinya momentum itu bisa jadi masukan ekonomi baru bagi Indonesia secara umum, khususnya ada peningkatan turis mancanegara ke pulau dewata,” tandas pria yang kerap disapa Putra ini.
Masih di tempat yang sama, Koordinator Daerah TIM 8 Provinsi Bali, Jro Krisna, mengaminkan terkait penyerapan aspirasi tersebut. Sehingga kata Jro, para pengurus nasional TIM 8 dapat secara langsung mendengarkan aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat tanpa ada perantara lagi.
“Kami TIM 8 Provinsi Bali hanya membukakan jalan, jadi enggak ada lagi perantara apa yang jadi masalah rakyat di bawah. Ya rata-rata masyarakat di Bali, baik di selatan atau yang ada di utara mereka menyampaikan kepada pengurus nasional TIM 8 masalah pembangunan airport di Bali Utara yang enggak jadi dibangun-bangun. Padahal kami di sini berharap sekali airport itu dibangun,” tambah dia.
Sebab imbuh Jro, selain mengurangi pengangguran namun juga beberapa kabupaten di Bali Utara dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD). “Artinya di sini kan, kalau terealisasi pembangunan airport itu di Bali Utara, kan bisa jadi pemerataan ekonomi,” papar pria asal Kabupaten Bangli ini.
Selain itu, Jro Krisna juga mengutarakan bahwa tidak jadinya piala dunia U20-2023 beberapa waktu yang lalu akibat penolakan dari Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Bali membuat mayoritas masyarakat di Bali kecewa. “Secara jujur kami sesalkan sikap kedua pimpinan daerah itu. Padahal kalau jadi kita dapat efek ekonomisnya,” tutup Jro.