Chicago, Gatra.com- Ahli Public Relations sekaligus Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business, Prita Kemal Gani menyampaikan bahwa setiap warga negara Indonesia berperan sebagai Public Relations Indonesia. "Layaknya Diplomat dan Duta Besar Indonesia yang menjaga reputasi Indonesia dengan baik," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/10).
Menurut dia, jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, maka akan memberikan dampak positif. "Salah satunya, peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, Investasi , penerimaan warga negara Indonesia di seluruh dunia,”ungkapnya.
Prita menjelaskan Tujuh Strategi untuk Meningkatkan Reputasi Suatu Bangsa. Stategi pertama, Figur kepemimpinan - Pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara, yang menjadikan pernyataan bahwa seorang Pemimpin terpilih dengan terpercaya.
Baca juga: Walk For Autism : Perjuangkan Hak Anak Berkebutuhan Khusus
Selain branding pemimpin, yang kedua adalah melalui Olah raga (sport) yaitu branding atletnya Indonesia terkenal selalu juara dalam badminton. Suatu negara apabila dapat menghasilkan banyak atlet atlet terbaik sekelas championship Dunia, menandakan bahwa negara tersebut kuat atau tinggi endurance-nya.
Juga mempunyai disiplin yang baik, kualitas hidup yang baik, serta memiliki daya saing atau competitiveness yang tinggi.
Setelah Olah raga, lalu ketiga Pariwisata dan ke empat Budaya. Diplomasi budaya yang paling mudah untuk dapat disebarkan ke seluruh negara adalah melalui film karena sebagai seorang PR kita harus dapat memberikan gambaran, narasi, lokasi dan tokoh dalam film yang di sesuaikan dengan pesan yang ingin di sampaikan.
Aktor, Artis, Youtuber - Melalui perwakilan influencer ini lah yang dapat memberikan kesan dan warna dari negara untuk dapat direpresentasikan ke khalayak luas.
Kelima, Diplomasi Kuliner, dimana makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga dapat menjadi citra bangsa yang membanggakan karena dapat membangun hubungan dan promosi wisata lebih bervariasi dalam menjalankan diplomasi
Keenam Pendidikan, dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, berstandar internasional untuk masyarakat, dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif di dunia yang dapat membanggakan Indonesia.
Ketujuh, Keamanan & Situasi Publik - Cara tanggap suatu negara mengatasi suatu isu keamanan negara, menjadikan citra bahwa negara tersebut dapat menjaga masyarakat nya dalam perdamaian.
Baca juga: Di Usianya ke-31, LSPR Konsisten Jadi Kampus Inklusif Autisme
Sebagai informasi, LSPR bersama KJRI Chicago bekerja sama menyelenggarakan sharing session secara hybrid, mengambil topik Public Relations & Diplomacy pada Selasa, 17 Oktober 2023 pukul 15.00 waktu setempat.
Bertempat di KJRI Chicago, dengan tuan rumah Konsul Jenderal RI di Chicago, Listyowati, kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam diplomasi modern melalui aspek Public Relations sebagai salah satu cara yang penting dan relevan.
Public Relations berperan penting dalam mempengaruhi persepsi, membangun hubungan antar budaya, dan menciptakan kesempatan untuk dialog konstruktif pada tingkat internasional.
Acara ini dihadiri secara hybrid dengan peserta KJRI Chicago, KJRI San Francisco, KJRI Houston, dan KJRI New York, perwakilan mahasiswa serta diaspora Indonesia. Sejumlah mahasiswa, tokoh masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Chicago hadir secara langsung.
Mengutip Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2009, Hassan Wirajuda menyatakan bahwa Public Relations dan Diplomat memiliki tanggung jawab dan peran yang sama, yaitu untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi.
Baca juga: LSPR Resmikan London School Centre for Leadership
Berdasarkan data dari Linkedin, Indonesia memiliki jumlah praktisi Public Relations sebanyak 251.000. Sebanyak 210 Kampus di Indonesia memiliki Fakultas Komunikasi dengan major Public Relations. Setiap tahunnya, ada 10.000 lulusan Public Relations.
Konjen RI di Chicago, Listyowati menyampaikan apresiasi kepada LSPR. “Public relations berperan strategis dengan menghadapi tantangan saat ini. Sehingga PR lekat dengan dunia diplomasi, bagaimana PR berperan membangun hubungan dengan pihak lain," katanya.
Menurut dia, dulunya Public relations lebih dikenal membangun citra, namun sekarang peran PR lebih strategis lagi. "Kita sendiri mengenal adanya public diplomacy untuk bisa bagaimana mempengaruhi atau diplomacy public menjadi soft power atau berusaha mendekati hubungan negara pihak lain," katanya.