Home Internasional Israel Serang Rumah Sakit di Gaza, 500 Warga Palestina Tewas

Israel Serang Rumah Sakit di Gaza, 500 Warga Palestina Tewas

Gaza, Gatra.com - Serangan udara Israel menewaskan sekitar 500 warga Palestina di sebuah rumah sakit di Kota Gaza, yang penuh dengan pasien dan pengungsi. 

Otoritas kesehatan Palestina di daerah kantong yang terkepung melaporkan, dikutip Reuters, Selasa (17/10).

Serangan tersebut merupakan insiden paling berdarah di Gaza sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti terhadap wilayah padat penduduk tersebut, sebagai pembalasan atas serangan mematikan lintas perbatasan Hamas terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan tersebut terjadi sehari sebelum kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel, untuk menunjukkan dukungan bagi negara tersebut dalam perangnya dengan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

Negara-negara Arab, Iran dan Turki dengan cepat mengutuk serangan itu. Perdana Menteri Palestina menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan, genosida” dan mengatakan negara-negara yang mendukung Israel juga memikul tanggung jawab.

Sumber di Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan kepada Reuters bahwa sekitar 500 warga Palestina tewas dalam serangan udara di rumah sakit Al-Ahli Al-Arabi.

Hamas mengatakan pemboman tersebut sebagian besar menewaskan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman Israel, dan korban tewas termasuk pasien, wanita dan anak-anak.

Baca Juga: DK PBB Tolak Resolusi Gencatan Senjata Perang Hamas- Israel Usulan Rusia, Tiongkok, UEA

“Ada banyak mayat yang terpotong-potong dan hancur, bermandikan darah,” kata Izzat El-Reshiq, seorang anggota senior Hamas.

Video yang diperoleh Reuters menunjukkan beberapa ambulans penuh, tiba di rumah sakit Gaza lainnya membawa orang-orang yang terluka di rumah sakit Al-Ahli Al-Arabi. Seorang pria terhuyung-huyung, mengeluarkan banyak darah di kepala. Seorang anak laki-laki digendong dengan tandu.

Militer Israel mengatakan mereka tidak memiliki rincian mengenai laporan pemboman tersebut, namun sedang melakukan pengecekan. Mereka sebelumnya menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia.

Di Washington, Pentagon mengatakan pihaknya mengetahui laporan mengenai rumah sakit yang diserang namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pentagon, yang sejauh ini telah mengirimkan lima pesawat C-17 dengan bantuan militer ke Israel, menegaskan kembali bahwa tidak ada prasyarat untuk pemberian bantuan tersebut dan menambahkan: “Kami berharap semua negara demokrasi seperti Israel menjunjung hukum perang.”

Baca Juga: Iran: Jika Kita Tidak Bela Gaza Hari Ini, Besok Kita Pertahankan Diri dari Bom Israel

Sebelumnya pada hari Selasa, badan pengungsi Palestina PBB UNRWA mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya enam orang di salah satu sekolahnya yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi.

“Ini keterlaluan dan sekali lagi ini menunjukkan pengabaian yang mencolok terhadap kehidupan warga sipil,” kata UNRWA dalam sebuah unggahan di media sosial. “Tidak ada lagi tempat yang aman di Gaza, bahkan fasilitas PBB pun tidak.”

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 3.000 orang telah tewas dalam pemboman Israel selama 11 hari sejak militan Hamas mengamuk di kota-kota Israel dan melakukan kibbutze pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.300 orang, sebagian besar warga sipil.

Israel telah meratakan sebagian wilayah Gaza yang padat penduduknya dengan serangan udara, mengusir sekitar setengah dari 2,3 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka, dan memberlakukan blokade total terhadap wilayah tersebut. Menghentikan pasokan makanan, bahan bakar dan medis.

Baca Juga: Serangan Agresi Israel Meningkat: 2.866 Warga Palestina Tewas, 12.000 Luka-luka

Di tengah kematian dan kehancuran, krisis kemanusiaan di daerah tersebut memburuk ketika pasukan dan tank Israel berkumpul di perbatasan untuk melakukan invasi darat.

Sejumlah truk yang membawa pasokan penting untuk Gaza menuju ke penyeberangan Rafah di Mesir pada hari Selasa, satu-satunya jalur akses ke wilayah pesisir di luar kendali Israel, namun tidak ada indikasi jelas bahwa mereka akan bisa masuk.

243