Bantul, Gatra.com – Seniman dan budayawan yang berkumpul di rumah Butet Kertaradjasa memberikan dukungan kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menjadi Cawapres bagi Ganjar Pranowo.
Ganjar mengapresiasi dukungan ini. Pascaputusan MK terkait syarat Capres-cawapres, Ganjar menyatakan siapapun sekarang ini memiliki peluang untuk menjadi Cawapresnya, termasuk Gibran Rakabuming Raka yang sekarang menjabat Wali Kota Solo.
“Usulan rekan-rekan seniman patut diapresiasi, namun untuk siapa nantinya Cawapres tidak boleh saya bocorkan sampai waktunya diumumkan. Ketika janurnya belum melengkung, semua bisa terjadi. Apapun,” kata Ganjar usai menghadiri makan malam di rumah Butet di Bantul, Yogyakarta pada Senin malam (16/10).
Datang pukul 20.35 WIB, Ganjar bersama para seniman seperti Marwoto, Den Baguse Ngarso, Slamet Rahardjo, dan penyanyi NDX guyon bareng hingga pukul 22.50 WIB. Di sela-sela obrolan, Ganjar mengajak semua menghormati apa yang sudah diputuskan MK karena sifatnya final dan mengikat.
“Saya datang ke sini karena kangen, pengin ngobrol dan nyek-nyekan dengan rekan seniman serta budayawan untuk menyampaikan pikiran, perasaan. Tempat Mas Butet memang paling asoy karena kita bisa bicara apapun di sini, termasuk gojek kere,” ungkapnya.
Ganjar menegaskan, meskipun kesannya cengengesan dan guyon waton, namun apa yang disampaikan para seniman ini substansinya banyak sekali, terutama melalui sanepo-sanepo-nya.
Di hadapan Ganjar, Butet di awal pertemuan secara terang-terangan menyebut tempat duduk yang ditempatinya tepat sepekan yang lalu diduduki Mahfud MD di acara yang sama. Butet juga memberikan patung hasil wirid visual yang membentuk tulisan nusantara kepada Ganjar.
“Kunjungan kali ini tepat mengulang kunjungan pada tahun lalu di mana sama-sama terjadi di 16 Oktober. Jadi kunjungan ini ulang tahun setahun dari kunjungan tahun lalu,” ucap Butet.
Den Baguse Ngarso menyampaikan harapannya pada pemimpin masa depan. Ia menyatakan dua hal yang penting, pertama mereka harus peduli pada budaya.
“Kedua, pemimpin Indonesia yang berhasil memimpin itu sangat terikat dengan Yogyakarta, mulai Soeharto sampai Megawati (Soekarnoputri). Mereka terikat karena tinggal lama di Yogyakarta, namun bukan kelahiran Yogyakarta,” tegasnya.
Kedua tokoh yang dipasangkan oleh seniman, Ganjar dan Mahfud dinilai memiliki kriteria kedua karena sama-sama tidak lahir namun banyak menghabiskan waktu di Yogyakarta.
Sedangkan Slamet Rahardjo mengatakan, dengan kehadiran Mahfud MD di sampingnya, maka Ganjar akan sangat kuat melakukan pemberantasan maling-maling yang ternyata banyak di negeri ini.
“Keinginan kami sampaikan untuk didoakan bersama. Jika nanti mereka semakin ngawur, semakin tidak waras dan semakin lucu di mata kita yang waras, maka Ganjar pasti menang,” terangnya.