Ramallah, Gatra.com - Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila mengumumkan bahwa jumlah warga Palestina yang terbunuh akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, telah meningkat menjadi 2.329 orang, dengan sekitar 9.500 orang terluka.
Kantor berita Wafa Palestina, Minggu (16/10) melaporkan dalam konferensi pers di Ramallah, Al-Kaila mengatakan bahwa angka-angka tersebut belum final, mengingat masih banyak korban yang masih berada di bawah reruntuhan rumah mereka yang dibom oleh pesawat tempur Israel.
“Upaya untuk menyelamatkan mereka, meskipun kurangnya kemampuan, sedang dilakukan,” katanya.
Dia menegaskan bahwa sejumlah personel medis tewas atau terluka dalam agresi tersebut. Statistik akurat mengenai jumlah mereka belum tersedia karena situasi saat ini.
Baca Juga: Presiden Venezuela Telepon Mahmoud Abbas, Kutuk Tindakan Israel dan Segera Kirim Bantuan
Dia menyebutkan bahwa, ada 23 ambulans yang dibom, sedangkan total serangan terhadap tenaga kesehatan mencapai 76 serangan.
“Rumah Sakit Beit Hanoun sudah tidak bisa lagi menerima layanan kesehatan sejak hari kedua agresi, selain Rumah Sakit Al-Durra, yang sudah tidak dapat beroperasi lagi karena fosfor putih yang dilarang secara internasional yang ditembakkan oleh pesawat tempur Israel terhadap rumah sakit tersebut,” katanya.
Ia menegaskan bahwa semua rumah sakit di Gaza menderita kekurangan berbagai pasokan medis.
Al-Kila mengatakan bahwa semua pasokan kesehatan dan obat-obatan telah disiapkan untuk membawa mereka ke Jalur Gaza, namun sejauh ini otoritas pendudukan menolak mengizinkan mereka masuk.
Dia menunjukkan bahwa ada 1.400 pasien yang membutuhkan dialisis ginjal, dan mencatat bahwa, dalam situasi saat ini, mereka tidak dapat menjangkau rumah sakit yang juga kekurangan obat-obatan yang mereka butuhkan.
Selain itu, katanya, pasien kanker tidak memiliki akses terhadap pengobatan, dan sebagian besar dari mereka menerima perawatan di rumah sakit di Tepi Barat. Ia menekankan bahwa berlanjutnya agresi terhadap Jalur Gaza berarti semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Baca Juga: Iran Peringatkan akan Konflik Meluas jika Israel Invasi Gaza
Dia menambahkan bahwa ada 5.500 perempuan hamil yang menunggu untuk melahirkan bulan ini dari 50.000 perempuan hamil di Jalur Gaza, dan menyatakan bahwa berisiko bagi mereka untuk melahirkan dengan selamat mengingat agresi yang terus berlanjut.
Al-Kaila memperingatkan kemungkinan penyebaran epidemi dan penyakit akibat kekurangan air dan kepadatan penduduk yang besar.
Dia meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi institusi dan personel kesehatan, dan memberikan tekanan pada otoritas pendudukan untuk membawa obat-obatan dan pasokan kesehatan.