Jakarta, Gatra.com - Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Jakarta menyelenggarakan festival musik dan hiburan “Gig on the Green” bagi alumni Australia di Thamrin 10 Food & Creative Park, Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Acara musik di jantung ibu kota itu juga menjadi ajang temu ramah bagi masyarakat Indonesia yang pernah bersekolah di kampus atau universitas di Negeri Kanguru.
Festival “Gig on the Green” ini menampilkan band asal Australia dan musisi kenamaan Indonesia, Tompi, dan band Scaller. Pertunjukan musik yang berpadu dengan sajian BBQ khas Australia ini dipandu oleh host Sakdiyah Ma'ruf dan Aldi Tama yang sukses menghibur pengunjung.
Kedubes Australia menyelenggarakan festival musik mini tersebut setiap tahun untuk menyambut kepulangan para alumni asal Indonesia yang baru saja lulus dari kampus di Australia, merayakan keberhasilan mereka, dan menjalin hubungan yang berkelanjutan. Acara tahun ini adalah yang pertama kali diadakan sejak pandemi COVID-19. Tercatat, lebih dari 700 alumni hadir dalam acara ini.
“Kami merayakan festival bagi alumni Australia ini pertama kali setelah pandemi. Tahun ini, kita bisa merayakan ini bersama alumni Australia dengan band, yakni satu dari Indonesia dan satu dari Australia. Dan juga ini tahun ke-70 beasiswa Australia untuk Indonesia,” ujar Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM.
Pada 2023, Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal Australia di Indonesia memperingati 70 tahun beasiswa Australia - program beasiswa asing terlama di Indonesia. Dubes Penny Williams mengungkapkan kebanggannya memiliki komunitas alumni yang luar biasa di Indonesia. “Tahun ini sangat istimewa karena kita merayakan hubungan antar warga yang mendalam yang dibangun melalui beasiswa Australia selama 70 tahun,” ucap Penny.
Menurutnya, kerja sama di bidang pendidikan sangat penting dirawat dalam hubungan kemitraan antara Australia dan Indonesia. “Karena pendidikan penting sekali dalam hubungan [kemitraan] ini. Pendidikan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengerti kebudayaan dan bahasa. Oleh sebab itu, ada banyak beasiswa dari Australia untuk orang Indonesia sejak 70 tahun yang lalu. Dan sebaliknya, banyak orang muda Australia yang datang ke sini,” tutur Penny.
Dubes Penny berkisah bagaimana ia dulu menimba ilmu di Indonesia. Menurutnya, semangat generasi kedua negara luar biasa dalam bidang pendidikan. “Saya remaja waktu yang lalu, belajar di sini juga. Dan itu penting dalam pengalaman saya mengerti sedikit banyak tentang bahasa dan kebudayaan. Mudah-mudahan ada lebih banyak pertukaran antara Australia dan Indonesia dalam bidang pendidikan,” katanya.
Manfaat belajar di kampus Australia dirasakan oleh salah seorang alumni Australia bernama Phe. Sebagai perempuan jebolan Monash University Australia ia mengaku bersyukur bisa menempuh studi di Australia. Menurutnya, hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Australia sangat membantu mahasiswa Indonesia menimba ilmu di kampus kenamaan Australia.
“Selain hubungan bilateral yang kuat, di luar sana sebutan untuk scholarship Australia juga paling bagus. Banyak value lain yang kita peroleh seperti memiliki networking yang luas dan kesempatan mengikuti workshop-workshop untuk pengembangan. Karena itu, saya memilih Australian Scholarship,” kata Phe.
Kesan yang sama disampaikan Robertus, alumni Australia lainnya. Menurutnya, Pemerintah Australia membantu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia secara totalitas. “Pemerintah Australia membantu student asal Indonesia tidak tanggung-tanggung. Tidak hanya student tapi juga keluarga dan anak-anaknya ditanggung. Semuanya juga dapat menerima beasiswa dan berkuliah di Australia,” ujar Robertus.
Tak kalah menarik, Festival “Gig on the Green” juga menyuguhkan produk bikinan vendor yang juga alumni Australia. Termasuk St Ali, Kopi Kenangan, Aussie Pies by The Pie Man, Aussy roast chicken, Loaf, Foodtalk.id, Chikari, resto keluarga Amazy, dan es krim Raka yang menyediakan makanan dan minuman dalam acara ini.
Tak hanya itu, maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways, serta perusahaan-perusahaan Indonesia seperti: RS Premier Bintaro, Panorama JTB, Ecomama Jakarta, Allegra Jane, Danjyo Hiyoji, Mangan House Catering, Uwerans, dan Sekar Makirtya Gallery turut mendukung "Gig on the Green" tahun ini.
Penampilan Memukau Germein
Festival “Gig on the Green” menampilkan band pop indie Australia, Germein, yang menghibur pengunjung. Ini kali pertama bagi Germein tampil dalam pentas mini di Jakarta, Indonesia. Group band ini terdiri dari tiga personel bersaudara. Yakni, Georgia (gitar, kibor), Ella (bass, cello elektrik), dan Clara Germein (drum).
Tumbuh besar dengan melakukan jamming bersama di pertanian keluarga mereka di Adelaide Hills, Australia Selatan, trio ini berhasil memikat perhatian dengan lagu-lagu pop indie yang unik dan harmoni yang khas.
Setelah melakukan tur internasional bersama Sting, Sir Tom Jones, Litle Mix, Phil Collins, Jes Glynne, dan Jools Holland—pertunjukan live Germein yang energik dan karismatik digambarkan sebagai pertunjukan yang memukau.
Germein dikabarkan akan bergabung dengan band asal Irlandia, The Corrs, dalam Tur Asia, Australia, dan Selandia Baru pada Oktober/November 2023. Germein baru-baru ini diumumkan sebagai band pendukung Sir Tom Jones dalam Tur Arena Inggris pada Desember, yang diikuti dengan Tur Australia pada Maret/April 2024.
Single terbaru dari band ini, “Good For A Girl” diumumkan sebagai pemenang posisi ke-3 dalam Kompetisi Penulisan Lagu Internasional untuk Artis Tidak Bernaung Terbaik, dan Honourable Mention untuk Lirik Terbaik, dari 21.000 entri di seluruh dunia.
Menariknya, personel band ini menulis, merekam, dan memproduksi lagu ini sendiri di studio rumah mereka, bersama dengan semua rilisan terbaru mereka. Mereka juga dianugerahi sebagai Artis Pop Terpopuler di South Australian Music Awards pada 2019 dan 2020.