Jakarta, Gatra.com - Bakal calon presiden (Capres) Prabowo Subianto dinilai memiliki basis pemilih yang sangat loyal. Hal ini terekam dalam temuan lembaga Survei and Polling Indonesia (SPIN) periode 29 September hingga 7 Oktober 2023.
Dalam survei tersebut, sebanyak 39,9 persen responden menyatakan dukungannya kepada sosok Prabowo. Kemudian di posisi kedua, ada Capres PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dengan 31,1 persen, sedangkan di posisi ketiga Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mendapat dukungan sebesar 21,7 persen.
Dari skala 39,9 persen pendukung Prabowo, sebanyak 76 persennya menyatakan telah yakin dan mantap memilih Prabowo. Sedangkan Ganjar, dari total elektabilitas, hanya 40,7 persen pendukungnya yang menyatakan setia, kemudian Anies hanya 29,4 persen dari basis pendukungnya yang loyal.
Hal itu menunjukan loyalitas pendukung Prabowo sudah sangat teruji. Sebab, Menteri Pertahanan tersebut juga telah mengikuti kontestasi Pilpres sejak 2014 yang lalu, sehingga basis pendukungnya terakumulasi pada Pilpres 2024 mendatang.
"Dari seluruh pemilih Prabowo, 76,0% nya sudah yakin dan tetap akan memilih Prabowo," kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara dalam paparannya dikuutip pada Sabtu (14/10).
Igor menilai, besarnya loyalitas pendukung Prabowo menjadi penyebab utama tingginya elektoral di Pilpres. Sedangkan Ganjar, angka loyalitas pendukungnya terbilang cukup rendah, inilah yang menyebabkan elektabilitas Ganjar cenderung kurang stabil.
Lanjut Igor, untuk Anies sendiri sudah dicap sebagai pengkhianat oleh pendukung Partai Demokrat pascadeklarasi Ketum PKB Muhaimin Iskandar menjadi cawapres pendamping. Hal tersebut membuat basis pendukung Anies yang sangat rentan untuk bermigrasi ke Prabowo. Terlebih, basis pemilih Demokrat saat ini sudah menjadi pendukung Prabowo di Pilpres tahun depan.
"Mudahnya naik turun dukungan terhadap Ganjar menjadi bukti pemilih Ganjar mayoritas bukan pemilih loyal. Demikian juga pemilih Anies rentan akan melakukan arus balik ke Prabowo, apalagi setelah mendapat sebutan penghianat dari partai Demokrat," pungkasnya.