Ankara, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pengumuman tentara Israel yang meminta penduduk Palestina yang tinggal di utara Gaza harus pindah ke bagian selatan Gaza dalam waktu 24 jam, sama sekali tidak dapat diterima.
“Memaksa 2,5 juta penduduk Gaza, yang menjadi sasaran pemboman tanpa pandang bulu dan kehilangan listrik, air dan makanan, untuk pindah ke wilayah yang sangat kecil merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan tidak manusiawi,” kata pernyataan itu, dikutip Wafa, Sabtu (13/10).
“Kami mengharapkan Israel untuk menyerah atas kesalahan serius ini dan segera mengakhiri tindakan brutal dan tidak pandang bulu terhadap penduduk sipil di Gaza,” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 1.949 warga Palestina tewas dan 6.500 lainnya luka-luka sejak dimulainya agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, pada Sabtu.
Baca Juga: Liga Arab Serukan Penghentian Segera Agresi Israel di Jalur Gaza
Wafa Palestina, Sabtu (13/10) melaporkan, kementerian dalam pernyataannya mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza sejauh ini mencapai 1.900 orang, sedangkan jumlah korban luka mencapai 7.696 orang.
Di Tepi Barat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 49 orang, setelah 14 orang, termasuk anak-anak, tewas kemarin, Jumat. Jumlah korban luka mencapai lebih dari 950 orang.
Sandera Tewas akibat serangan udara Israel
Sementara itu, sayap bersenjata Hamas mengatakan setidaknya 13 sandera Israel dan asing yang ditahan di Jalur Gaza utara, dinyatakan telah tewas dalam serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir.
“Tiga belas tahanan... termasuk orang asing,” tewas di lima lokasi yang menjadi sasaran jet tempur Israel, kata Brigade Ezzedine al-Qassam, dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Jumat (13/10).
Israel melancarkan serangan udara dan artileri ke Jalur Gaza yang diblokade – daerah kantong padat penduduk dengan populasi 2,4 juta orang – meratakan bangunan dan menewaskan lebih dari 1.500 orang.
Menurut kantor media Hamas di Gaza, sedikitnya 500 anak termasuk di antara korban tewas.
Brigade Ezzedine al-Qassam telah memperingatkan minggu ini bahwa “setiap penargetan terhadap rakyat kami tanpa peringatan akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera sipil,” katanya.
Sebelumnya, dalam serangan mendadak pada Sabtu pagi, militan Hamas menyerbu komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza dan menembakkan rentetan roket, dalam serangan yang merenggut lebih dari 1.200 nyawa.
Baca Juga: Dalam Satu Hari, Militer Israel Membunuh Sedikitnya 151 Warga Palestina
Dalam aksi itu, Israel mengatakan Hamas telah menyandera lebih dari 150 orang, termasuk warga sipil dan pasukan keamanan.
Lebih dari 100 warga sipil Palestina Tewas
Pada hari ketujuh serangan Israel yang tiada henti di Gaza, setidaknya 100 warga sipil Palestina, termasuk banyak anak-anak dan wanita, telah terbunuh sejak tadi malam. Selain itu ratusan lainnya terluka parah akibat pemboman besar-besaran Israel, yang menargetkan wilayah sipil di seluruh wilayah.
Koresponden WAFA mengatakan 17 jenazah telah ditemukan setelah serangan udara Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal milik keluarga Abu Madian di kamp pengungsi Al-Bureij, yang terletak di tengah Jalur Gaza.
Serangan tersebut melibatkan penggunaan setidaknya satu rudal dan menghancurkan struktur bertingkat. Puluhan warga sipil tak berdosa terluka dalam serangan itu dan dilarikan ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, di kota terdekat Deir al-Balah.
Bangunan yang dimaksud, terletak di Blok 9 di kamp pengungsi Al-Bureij, terdiri dari empat lantai dan menampung 12 apartemen tempat tinggal.
Sekitar 70 warga berlindung di gedung tersebut, banyak di antara mereka yang mengungsi dari wilayah perbatasan akibat agresi Israel yang sedang berlangsung.
Dengan meningkatnya jumlah korban, fasilitas kamar mayat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kewalahan, dan beberapa korban meninggal ditempatkan di tenda darurat di luar unit penyimpanan berpendingin.
Sementara itu, pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan sebuah rumah milik keluarga Jouda di kota Jabalia, sebelah utara Gaza, menyebabkan kematian lima orang, termasuk anak-anak, dan melukai sepuluh lainnya. Korban luka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Indonesia di dekat kota Beit Lahia.
Selanjutnya, serangan udara Israel menghantam kediaman milik keluarga Zard di lingkungan Al-Tuffah Kota Gaza. Serangan tersebut mengakibatkan korban tambahan dan warga sipil terluka, yang dilarikan ke Rumah Sakit Shifa di kota tersebut.
Baca Juga: Hamas: 13 Sandera dan Warga Asing Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza
Selain itu, 17 orang tewas secara tragis ketika serangan udara Israel menghantam sebuah rumah milik keluarga Halawa di wilayah tengah kamp pengungsi Jabalia. Yang lainnya menderita luka dengan tingkat luka yang berbeda-beda dan dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia untuk mendapatkan perawatan medis.
Sepanjang agresi Israel yang sedang berlangsung, serangan udara militer telah menghancurkan banyak bangunan tempat tinggal, rumah, dan infrastruktur di seluruh Jalur Gaza. Serangan tersebut mencakup ratusan ton bahan peledak dan rudal, seringkali tanpa peringatan sebelumnya.